Untuk Apa Kita Hidup?
Karena penciptaan memiliki tujuan, dalam hidup pun kita juga harus memiliki tujuan. Ibaratnya seperti naik taksi. Kalau kita tidak memiliki tujuan ketika menaiki taksi itu, tentu saja sopirnya akan sibuk memutar-mutarkan kendaraannya tanpa arah yang jelas, sementara argo taksi terus bertambah dan harus dibayar. Tentu terasa sia-sia. Begitu pula dengan hidup kita. Itulah mengapa memiliki tujuan hidup juga menjadi sangat penting.
Selain belajar, tujuan hidup lainnya adalah untuk melayani sesama. Kita diciptakan ke dunia untuk mengelola kehidupan. Untuk mengelolanya, setiap dari kita harus mengambil peran masing-masing berdasarkan pengetahuan dan keahlian kita. Karena kehidupan yang baik selalu membutuhkan banyak peran untuk dijaga. Wajah berbeda dengan lainnya ketika diciptakan, begitu pula dengan keahlian yang dimiliki. Ibarat puzzle, bentuknya tak ada yang sama, namun dapat saling melengkapi. Sama halnya dengan kehidupan, manusia hidup memiliki peran yang berbeda namun dapat bersatu demi kelangsungan kehidupan. Jadi apa peranmu? Dokter, guru, motivator, polisi? Inilah yang umumnya disebut pekerjaan yang tujuan utamanya adalah melayani sesama. Dan bonusnya, adalah berupa gaji atau penghasilan. Intinya, kesemuanya itu dapat diraih dengan mempertimbangkan pengetahuan dan keahlian kita masing-masing demi melayani sesama manusia yang juga merupakan bentuk ibadah kita kepada Tuhan. Tuhan mana yang ingin ciptaannya tak menjadi apa-apa? Kan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat.
Tujuan hidup yang terakhir adalah untuk menemukan arah hidup sesungguhnya. Kita ketahui bersama, bahwa tak ada yang abadi di dunia ini melainkan Tuhan. Ketika kita sudah meninggal, amal kita akan terputus di dunia. Maka, untuk membuat amal kita berjalan terus, ibaratnya seperti passive income, kita harus memiliki 3 hal penting yaitu ilmu bermanfaat, doa anak yang shaleh, dan amal jariyah.
Ilmu yang bermanfaat akan terus berjalan apabila orang lain menggunakan ilmu yang kita bagikan untuk hal kebaikan. Apalagi ketika orang tersebut mengajarkan ilmu itu lagi kepada orang lain, amalpun secara otomatis bertambah walaupun kita sudah tidak hidup lagi di dunia. Lain halnya dengan doa anak yang shaleh, yang untuk mewujudkannya memerlukan pernikahan agar dapat menciptakan keturunan yang selalu mendoakan orang tuanya ketika telah tiada. Inilah mengapa menikah itu juga merupakan ibadah. Adapun amal jariyah yaitu amal dari membangun sarana prasarana ketika di dunia, demi kesejahteraan sesama manusia sehingga kebermanfaatan fasilitas itu akan terus ada bagi yang menggunakannya, walaupun pemiliknya telah tiada.
Banyak dari manusia hidup hanya untuk mempertahankan diri. Lalu apa bedanya dengan binatang? Maka, tiga hal tadilah yang membedakan kita dengan binatang. Bahwa manusia harus memiliki peninggalan berupa ilmu bermanfaat, amal jariyah dan doa anak yang shaleh agar ketika telah tiada, kita masih mendapatkan kebermanfaatan yang terus berjalan. Tidak hanya sekedar mati, tanpa meninggalkan apa-apa.
Jadi, penting untuk kita memiliki tujuan dalam hidup agar dalam beraktifitas kita selalu bersemangat dalam melakukannya. Ibarat naik gunung, tujuan kita yaitu untuk mencapai puncak agar dapat mlihat indahnya pemandangan. Sama halnya dengan kehidupan. Kita menjalani kehidupan dengan tujuan tiga hal penting tadi, agar dapat memiliki kebermanfaatan.