I

Alienum phaedrum torquatos nec eu, vis detraxit periculis exs, nihil expetendis in mei. Mei an pericula euripidis, hinc partem ei est. Eos ei nisl graecis, vix aperiri consequat

/ Productivity / Untuk Apa Kita Hidup?

Untuk Apa Kita Hidup?

Dalam berbagai pertemuan seminar dan workshop yang telah kuikuti, diterangkan bahwa kita hidup di dunia ini tentu memiliki suatu tujuan. Mengapa kita diciptakan, adalah tak lain untuk beribadah. Nah, beribadah inilah menurutku yang menjadi point penting dalam menjalani hidup. Ibadah tak hanya melulu tentang sembahyang atau menyembah kepada Tuhan, tetapi ibadah juga memiliki makna yang luas.

Karena penciptaan memiliki tujuan, dalam hidup pun kita juga harus memiliki tujuan. Ibaratnya seperti naik taksi. Kalau kita tidak memiliki tujuan ketika menaiki taksi itu, tentu saja sopirnya akan sibuk memutar-mutarkan kendaraannya tanpa arah yang jelas, sementara argo taksi terus bertambah dan harus dibayar. Tentu terasa sia-sia. Begitu pula dengan hidup kita. Itulah mengapa memiliki tujuan hidup juga menjadi sangat penting.

Dari berbagai sumber, tujuan kita hidup salah satunya adalah untuk belajar, sekaligus merupakan salah satu bentuk ibadah. Hidup di dunia, tentu banyak tantangannya, dimana tantangan tersebut akan selalu tumbuh seiring berjalannya waktu dan usia kita. Apabila kapasitas diri kita rendah dari tantangan tersebut, maka muncullah masalah. Maka dari itu agar masalah tidak terjadi, kita harus meningkatkan kapasitas diri kita dengan belajar dimana saja termasuk di sekolah.
Setelah bersekolah selama bertahun-tahun untuk mendapatkan ilmu, kita tentu nantinya akan bekerja untuk menghidupi diri kita maupun keluarga kita. Mungkin ada yang bertanya, mengapa harus sekolah? Tanpa sekolahpun kita masih bisa bekerja. Sekolah memang tidak menjamin kesuksesan. Namun, sekolah diperlukan agar dapat membentuk pola pikir kita menjadi lebih baik, karena sekolah memiliki aturan yang sistematis. Kita belajar untuk disiplin dari sekolah. Coba saja bandingkan antara orang yang memiliki pendidikan tinggi dan tidak dalam menyikapi suatu permasalahan. Tentu berbeda. Untuk itu banyak dari perusahaan menjadikan pendidikan sebagai syarat utama dalam bekerja.

Selain belajar, tujuan hidup lainnya adalah untuk melayani sesama. Kita diciptakan ke dunia untuk mengelola kehidupan. Untuk mengelolanya, setiap dari kita harus mengambil peran masing-masing berdasarkan pengetahuan dan keahlian kita. Karena kehidupan yang baik selalu membutuhkan banyak peran untuk dijaga. Wajah berbeda dengan lainnya ketika diciptakan, begitu pula dengan keahlian yang dimiliki. Ibarat puzzle, bentuknya tak ada yang sama, namun dapat saling melengkapi. Sama halnya dengan kehidupan, manusia hidup memiliki peran yang berbeda namun dapat bersatu demi kelangsungan kehidupan. Jadi apa peranmu? Dokter, guru, motivator, polisi? Inilah yang umumnya disebut pekerjaan yang tujuan utamanya adalah melayani sesama. Dan bonusnya, adalah berupa gaji atau penghasilan. Intinya, kesemuanya itu dapat diraih dengan mempertimbangkan pengetahuan dan keahlian kita masing-masing demi melayani sesama manusia yang juga merupakan bentuk ibadah kita kepada Tuhan. Tuhan mana yang ingin ciptaannya tak menjadi apa-apa? Kan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat.

Tujuan hidup yang terakhir adalah untuk menemukan arah hidup sesungguhnya. Kita ketahui bersama, bahwa tak ada yang abadi di dunia ini melainkan Tuhan. Ketika kita sudah meninggal, amal kita akan terputus di dunia. Maka, untuk membuat amal kita berjalan terus, ibaratnya seperti passive income, kita harus memiliki 3 hal penting yaitu ilmu bermanfaat, doa anak yang shaleh, dan amal jariyah.

Ilmu yang bermanfaat akan terus berjalan apabila orang lain menggunakan ilmu yang kita bagikan untuk hal kebaikan. Apalagi ketika orang tersebut mengajarkan ilmu itu lagi kepada orang lain, amalpun secara otomatis bertambah walaupun kita sudah tidak hidup lagi di dunia. Lain halnya dengan doa anak yang shaleh, yang untuk mewujudkannya memerlukan pernikahan agar dapat menciptakan keturunan yang selalu mendoakan orang tuanya ketika telah tiada. Inilah mengapa menikah itu juga merupakan ibadah. Adapun amal jariyah yaitu amal dari membangun sarana prasarana ketika di dunia, demi kesejahteraan sesama manusia sehingga kebermanfaatan fasilitas itu akan terus ada bagi yang menggunakannya, walaupun pemiliknya telah tiada.

Banyak dari manusia hidup hanya untuk mempertahankan diri. Lalu apa bedanya dengan binatang? Maka, tiga hal tadilah yang membedakan kita dengan binatang. Bahwa manusia harus memiliki peninggalan berupa ilmu bermanfaat, amal jariyah dan doa anak yang shaleh agar ketika telah tiada, kita masih mendapatkan kebermanfaatan yang terus berjalan. Tidak hanya sekedar mati, tanpa meninggalkan apa-apa.

Jadi, penting untuk kita memiliki tujuan dalam hidup agar dalam beraktifitas kita selalu bersemangat dalam melakukannya. Ibarat naik gunung, tujuan kita yaitu untuk mencapai puncak agar dapat mlihat indahnya pemandangan. Sama halnya dengan kehidupan. Kita menjalani kehidupan dengan tujuan tiga hal penting tadi, agar dapat memiliki kebermanfaatan.

Post a Comment