Saldo Sisa 81.665 Rupiah
Saya ke ATM barusan. Maunya sih ke ATM BRI, tapi ternyata tidak ada ATM BRI yang tersedia di sekitar. Alhasil saya ke ATM BNI sajalah karena itu yang terdekat. Tak apalah saldonya terpotong. Saya ambil uang tunai sebanyak 200 Ribu Rupiah, dan tadaaaa, uang sudah di tangan. Saya ambil struk ATM dan lihat yang tertera di kertas tsb. Saldo sisa 81.665 Rupiah. 😱 OMG, saya kaget luar binasaaa. Uang saya yah sisa segitu. Saya langsung lemas dibikin. 😰
Saat itu, saya lagi pengen makan di KFC. Dengan perasaan yang tidak enak, saya menuju tempat itu. Saya mau pesan paket Winger. Tapi ternyata Winger-nya belum ready. Padahal paket itulah yang termurah dan paling bikin puas di KFC. Dari sini saya akhirnya tau kalau pukul 08.30 pagi, Winger belum ada di KFC. Alhasil saya pesan paket Super Besar. Mau bagaimana lagi. Pasrah sudah. 😔 Saya pesan makanan di KFC dengan perasaan yang datar. Datar karena galau akan kehidupan saya di hari esok, dan esoknya lagi.
Sambil makan saya berpikir, darimana yah saya bisa dapat tambahan uang? Hmm, tiba-tiba kak Adit muncul dalam pikiran. Saya segera menghubungi kak Adit via telegram, inbox FB, SMS, tapi hasilnya kosong. Tidak dibalas, nomornya tidak aktif. Saya hanya bisa menunggu. Semoga seniorku yang baik hati ini bisa membantu setelah membaca pesan yang kukirim untuknya. 😔
Saya ingat, fee tulisan saya di blog dan endorse-an instagram juga belum dibayar. Entah kapan bisa cair uangnya. Banyak blogger sih bilang uangnya akan diterima setelah sebulan dari waktu deadline tulisan di blog. Hmm. Masih lama. Kalau endorse-an katanya 2 minggu dari waktu deadline. Hmm, itu juga masih lama. 😩
Kebayang ngga sih? Saya sendiri di kota orang. Sendiri dalam artian, ngga bergantung sama sekali ke orang tua kerena orang tua di Palu sementara saya di Makassar. Mama sudah lepas tanggung jawab hidupin saya. Saya ngga ada rumah. Mau ngontrak, pastinya butuh uang. Pilihannya sekarang numpang di rumah keluarga. Dan itulah yang terjadi sekarang. Sekarang, saya numpang di rumah saudara nenek yang sering saya panggil Nene Muda bersama anaknya Ai. Tapi saya ngga bisa lama disana karena saya hanya numpang. Bedalah rasanya kalau kita tinggal di tempat yang jadi milik kita dengan numpang di rumah orang. Semoga bulan Juli ini saya bisa pindah ke kos Aas karena dia sudah menjanjikan saya kosannya untuk saya tinggali sementara waktu. Kenapa bisa? Kosannya sudah terlanjur di kontrak sampai setahun tapi Aas-nya malah keterima kerja di Sorong. Alhasil di Sorong-lah dia sekarang berkarir. Kosannya kosong. Teman kamarnya yang juga kebetulan adalah juniorku pun juga hampir tidak pernah tinggal disitu.
Saya memilih ke masjid. Mau tenang. Semoga bisa ketemu jalan keluar disini. Sekarang saat saya menulis tulisan ini saya sudah berada di masjid. Hmmm. Yang ada dipikiran saya, seperti apa yah kehidupanku esok, dan esok, hingga esoknya lagi? 😞