Komunitas Public Speaking Ada di Makassar
Berawal dari kegiatan Workshop Public Speaking gratis yang saya ikuti 11 April 2017 di DiLo Makassar, akhirnya pertanyaan saya mengenai kegiatan public speaking gratis dan berkelanjutan itu terjawab. Beliau adalah kak Iskandar, founder dari School of Life, yang menjadi pemateri di hari itu. Kelas hanya diisi oleh 12 peserta yang entah kenapa bisa sesedikit itu peminatnya. Padahal menurut saya kelas ini keren karena mengangkat tema Public Speaking in Digital Era.
DiLo, Tempat Workshop Public Speaking Diselenggarakan |
Pekerjaan Apa yang Tidak Butuh Public Speaking?
Kak Iskandar mengawali dengan pertanyaan, “Pekerjaan apa yang tidak membutuhkan public speaking?” Salah seorang peserta menjawab, “Teknisi”. Kak Iskandar kemudian dengan tenangnya menanggapi bahwa sebenarnya teknisi butuh public speaking. Mengapa? Karena dalam sebuah perusahaan, posisi teknisi pasti tidak hanya diisi oleh satu orang. Mereka pasti lebih dari satu. Jika lebih dari satu orang, otomatis para teknisi itu membentuk sebuah kelompok yang sudah jelas akan dipimpin oleh seorang leader diantara mereka. Dalam mengarahkan anggota-anggotanya, tentu public speaking dibutuhkan.
Peserta Workshop Public Speaking DiLo Menyimak Materi yang Dibawakan Oleh Kak Iskandar |
Peserta lain ada juga yang menjawab, “Penjual Ikan.” Kak Iskandar menanggapi lagi, “Apakah penjual ikan bukanlah seorang public speaker? Bagaimana jika penjual ikan sebenarnya adalah seorang public speaker yang lebih besar dibanding dengan teknisi yang tadi, hanya kelasnya saja yang berbeda?” Beliau melanjutkan bahwa sebenarnya penjual ikan adalah seorang public speaker karena sebelum ia menawarkan dagangannya, ia pasti akan melakukan proses marketing yang mana proses itu merupakan bagian dari public speaking.
Terakhir, peserta lain ada yang menjawab, “Pemulung.” Lagi-lagi kak Iskandar menanggapi, “Seorang pemulung yang memiliki kemampuan public speaking yang baik apakah akan naik kelas?” Peserta seisi ruangan menjawab, “Ya” Beliau melajutkan, “Jadi, kesemua orang yang berada di posisi tsb memang public speaker, dan semuanya butuh public speaking. Kenapa? Karena seorang public speaker, tidak hanya di perusahaan, tidak hanya di kantor. Ketika seorang Ayah pulang kerumahnya, kemudian memberikan wejangan, atau saran atau nasehat kepada anak-anaknya, apakah itu bukan merupakan sebuah proses public speaking? Jadi, setuju ya bahwa semua orang public speaker. Kecuali satu. Orang bisu.” 😁
Kenapa Public Speaking Dibutuhkan di Digital Era?
Kak Iskandar kemudian menyambung lagi bahwa pada era digital, sesungguhnya banyak hal-hal yang telah dilupakan seiring dengan munculnya hal-hal baru. Kita tahu bahwa di era digital sudah banyak media komunikasi canggih yang bermunculan seperti Email, SMS, BBM, dll. Sedangkat surat? Sudah jelas terlupakan kan? Jadi, era digital memang banyak membuat kita melupakan banyak hal. Oleh karena itu, jangan lupakan sejarah. Banyak hal-hal yang kita bisa pelajari melalui sejarah, terutama public speaking. Mungkin anak yang lahir di era digital akan bilang bahwa public speaking ialah ketika kita bisa buat status atau tulisan dengan beragam topik, kemudian publish lewat sosial media. Namun perhatikan ketika ada sekelompok orang yang sedang memainkan handphone-nya, kira-kira ada interaksi langsung tidak? Sudah dipastikan mereka akan sibuk dengan aktifitas masing-masing. Secara sederhana, era digital membuat kita dijauhkan dari yang sebenarnya dekat, dan mendekatkan yang sebenarnya jauh.
Peserta Workshop Public Speaking DiLo angk. 5 |
Apa Yang Dipelajari di Workshop Public Speaking Ini?
Di kelas ini sesungguhnya saya sangat bahagia. Yah, saya jadi banyak dapat ilmu public speaking dan tentu prakteknya juga dapat. Hari itu goals-nya adalah:
- Meningkatkan Kemampuan Berbicara di Depan Umum
- Mengembangkan Kepekaan Sosial Komunikasi
- Berkomunikasi Secara Efektif
- Mempengaruhi Orang Lain Dalam 5 Menit
- Mencapai Tujuan Dengan Kemampuan Komunikasi
Dari kelas ini saya akhirnya jadi tahu bahwa sebenarnya ketika kita menyampaikan kepada audiens bahwa kita gugup dengan cara yang santai, audiens pada dasarnya tidak sadar akan kegugupan kita. Audiens tidak peduli ketika kita lupa. Jadi, sebenarnya tidak ada masalah ketika kita mau berbicara di depan umum. Hanya saja, kitalah yang sering menciptakan masalah itu. So just relax.
Kak Iskandar Menuliskan Materi Penting Dalam Ilmu Public Speaking |
Kelas ini juga mengadakan sesi perkenalan yang harus dilakukan oleh setiap peserta. Dan setiap peserta juga diharuskan untuk mengemukakan masalah yang selama ini dihadapi saat berbicara di depan khalayak orang. Saat giliran saya, saya yang memperkenalkan diri sebagai anggota Komunitas Blogger Makassar, kemudian mengutarakan masalah saya dalam public speaking adalah seringnya saya menemukan audiens yang sibuk dengan aktifitas sendiri seolah-olah tidak tertarik dengan apa yang saya sampaikan. Lalu bagaimana cara membuat audiens tertarik dengan apa yang kita sampaikan? Kak Iskandar langsung menjawab pertanyaan saya saat itu juga dengan satu kata penting, “Energy”
“Ada yang tau energy disini? Bagaimana meyakinkan orang bahwa ini penting, bahwa yang saya bawakan itu penting? Pertanyaan terbesarnya adalah apakah Anda yakin apa yang Anda bawakan ini penting? Karena kalau kita tidak yakin bahwa itu penting maka, ketika kita berbicara energy itu akan tersalur ke audiens sehingga mereka percaya itu tidak penting. Yang kedua adalah pembawaan. Flat kah? Tidak berkspresikah? Senyumkah? Nangiskah? Jadi, energy itu menular. Jika kita yakin, jika kita merasa excited, audiens akan merasakan hal yang sama. Meskipun kita ngga jago-jago amat bicara, tapi kalau kita membawa energi positif, maka audiens akan meraskan hal yang tersebut juga karena audiens mampu merefleksikan apa yang disampaikan oleh pembicara. Seperti cermin. Jadi jangan heran ketika banyak orang yang berlatih public speaking di depan cermin.”
Praktek Public Speaking dan Presentasi di Akhir Kelas oleh Peserta |
Awal Mula Komunitas iSpeak, Komunitas Public Speaking di Makassar
Dipertengahan kelas, kak Iskandar sempat mengutarakan niatnya untuk membentuk sebuah komunitas Public Speaking, dan beliau sangat berharap peserta yang hadir di kelas itu bisa membantu dirinya untuk merealisasikannya. “Ada yang mau?” Sontak saya senang luar biasa, dan langsung mengiyakan ajakan kak Iskandar. Setelah kelas usai, saya segera mengirim pesan ke nomor whatsapp beliau untuk memperkenalkan diri sebagai alumni kelas angkatan 5 Public Speaking di DiLo dan sekaligus saya juga menyatakan bahwa saya siap membantu beliau untuk merealisasikan komunitas Public Speaking tersebut. Saya juga membawa nama media saya sendiri yaitu Makassar Event, dengan harapan peluang untuk bertambahnya anggota komunitas Public Speaking ini nantinya bisa membawa komunitas ini semakin lebih baik. And you know what? Selanjutnya kak Iskandar ingin bertemu untuk membahas komunitas public speaking ini. Pilihan waktu dan tempatnya jatuh pada tanggal 17 April 2017 bertempat di Warkop Jaya Abadi, samping lapangan PU Pettarani.
Saya Bersama Teman-Teman Komunitas Pecandu Aksara di Warkop Jaya Abadi |
Sesuai dengan hari yang ditentukan, saya datang ke Warkop Jaya Abadi bersama beberapa teman dari komunitas Pecandu Aksara. Alhamdulillah mereka siap untuk bergabung di komunitas public speaking ini. Selain mengajak teman-teman komunitas, saya juga mencoba memasang info kelas public speaking di Media Makassar Event melalui fasilitas Instagram Story. Hingga pada kelas perdana iSpeak tanggal 22 April 2017 yang bertempat di Cafetaria 99 Pasar Segar, kami berkumpul saling mengenal antara sesama peserta yang turut bergabung di komunitas dan kelas ini. Sayangnya peserta yang hadir hanya belasan orang, padahal yang isi list absen di grup totalnya mencapai 30an orang. Hehe. Tapi tak apa, justru dengan keadaan seperti ini, peserta jadi mudah dalam menyerap materi hingga waktu prakteknya pun jadi lebih banyak.
Saya Bersama Teman-Teman Mampir ke Rumah Kak Irma (Anggota Pecandu Aksara) Setelah Cek Lokasi Untuk Kelas Perdana iSpeak |
Kelas Perdana Komunitas iSpeak
Beberapa hari sebelumnya, kita para peserta ditugaskan oleh kak Iskandar untuk membuat presentasi durasi 5 menit mengenai ide kreatif perubahan yang bisa dimulai dari diri sendiri kemudian disosialisasikan ke masyarakat. Idenya bisa berupa ide bisnis, sosial, ekonomi, dll. Saya yang memang punya kegiatan cukup padat, jadi hampir tidak punya waktu untuk mempersiapkan presentasi tersebut. Alhasil presentasinya baru saya konsep dan buat di lokasi. Oh yah bagi yang belum tahu, jadi presentasi ini sama sekali tidak ribet. Sebelumnya memang ada beberapa peserta yang menyangka bahwa kelas ini akan formal sampai mengira harus wajib membuat presentasi menggunakan Power Point. Hehe, jadi itu sama sekali tidak benar karena kelasnya sangat fun, dan latihan presentasinya murni seperti metode berbicara biasa di depan peserta dengan alat bantu microphone atau papan tulis.
Kak Iskandar memberikan Materi di Kelas Perdana iSpeak |
Di sesi pertama, seperti biasa kami diwajibkan memperkenalkan diri satu per satu. Setelah perkenalan diri usai, kak Iskandar menginstruksikan kepada kami peserta, agar setiap yang hadir di kelas ini harus mencari peserta lain yang belum dikenali, dan kemudian harus duduk di meja yang sama untuk saling mengenal dan bisa akrab. Goals-nya memang adalah agar seluruh peserta di ruangan bisa saling kenal dan akrab. Karena hampir seluruh peserta di kelas ini saya kenal semuanya, jadi saya memilih 1 peserta laki-laki yang agak pendiam yang duduk di depan. Saya memilih dia, karena selain memang saya tidak kenal dia sebelumnya, dia mengambil posisi duduk di depan. Haha. Lagi-lagi, saya memang suka duduk di depan supaya bisa fokus dengan apa yang disampaikan oleh pemateri. Jadi, di bagian meja depan untuk kelompok saya, itu jumlahnya 3 orang. Ada saya, Maarif (teman di Pecandu Aksara), dan Auf (mahasiswa yang suka IT).
Setelah pengenalan dalam grup, masuklah ke sesi presentasi. Masing-masing peserta maju ke depan mempresentasikan ide kreatifnya masing-masing. Saya pribadi membawakan materi mengenai media saya sendiri yaitu Makassar Event. Sebenarnya sih, presentasi yang saya bawakan saat itu agak beda dengan apa yang saya sudah konsep. Yah gimana yah? Soalnya saya jadi terbawa cerita masalah pribadi. Sampai ujung-ujungnya jadi bingung kesimpulan yang mesti saya rumuskan di akhir presentasi. Tapi alhamdulillah presentasi saya berjalan dengan baik. Suatu kebahagiaan saat kak Iskandar bilang public speaking saya jadi lebih berkembang dari workshop public speaking sebelumnya di DiLo tempo hari. Alhamdulilah.
Saya Presentasi di Kelas Perdana iSpeak 🙈 |
Kesimpulan
Pokoknya komunitas iSpeak ini sangat keren. Bagi yang baca tulisan ini, mungkin dari kalian ada yang merasa kesulitan dalam melakukan public speaking, saya sangat merekomendasikan komunitas iSpeak ini untuk kalian ikuti. Kenapa? Karena selain gratis, kelasnya juga berkelanjutan dan tentu saja akan ketemu dengan orang-orang baru. Jangan sampai karena pesertanya banyak yang tidak kalian kenal, kalian jadi mundur dan memilih untuk tidak ikut di komunitas dan kelas ini. Please no. Kalau kenalan dengan orang baru saja kalian masih malu, bagaimana kalian bisa menarik perhatian orang banyak yang sudah pasti tidak kalian kenal? Saya pribadi juga masih harus banyak belajar mengenai public speaking karena public speaking saya masih belepotan. Masih hancur. Hehe. Jadi, kalau kalian merasakan hal yang sama dengan saya, tidak usah malu karena kita senasib. Hehe. So, inilah tempat kalian belajar. Disini kita sama-sama saling mengenal, saling menghargai, dan tentunya kita semua sama-sama belajar dari 0. Pekerjaan apa sih di dunia ini yang tidak butuh public speaking?
Peserta Kelas iSpeak Perdana dari kiri ke kanan Saya – Indira – Darna – Irma – Iskandar – Zul – Auf – Ulla – Puguh – Maarif (Yang Duduk) |
Bagi yang tertarik ingin bergabung, bisa menghubungi saya di line: suryanipalamui
Jujur saya senang berbagi dan menginformasikan hal ini, karena hal ini memang penting. Saya sama seperti kalian yang ingin belajar public speaking, dan menurut saya komunitas adalah salah satu sarana yang tepat dan oke untuk kita berlatih. So, sampai ketemu di kelas iSpeak berikutnya.
Himawan Sant
Mantul banget ispeak ini, kak …
Sudah gratis, diajar oleh guru pembimbing handal pula, yaa .
Kalau saja aku tinggalnya di Makssar, aku pasti ikutan …, ya kan kalau diluaran kursus public speaking itu ngga muraaaah hahaha
Pingback: Minggunya Yani #2 : 6 Mei - 12 Mei 2019 – Yanikmatilah Saja
zunif
wah asyik juga ya bisa latihan bersama untuk meningkatkan skill berbicara di muka umum, sehingga bisa melatih kemampuan kita dalam berkomunikasi. Terus terang saya kurang percaya diri kak untuk ngomong di depan banyak orang, nggak tahu kenapa ada rasa grogi dan bahasanya tidak tertata dengan rapi, apa mungkin kurang latihan ya