Ikut Talkshow Entrepreneurship TDA 2016 di Palu
Baru saja merasa kangen ikut seminar-seminar, akhirnya tiba-tiba dapat info dari Instagram kalau ada event entrepreneurship di Universitas Tadulako Palu. Aku senangnya bukan main, apalagi ini acaranya diselenggarakan oleh komunitas TDA (Tangan di Atas), dan para pembicaranya adalah Andi Syahwal Mattuju (Produser Film Uang Panai’), Muh. Eka Chandra (Owner MEC Indonesia), Fais Arfianto (Owner Radja Penyet Mas Fais), dan Muh. Fachry (Founder dan CEO SoalPalu). Keren-keren kan? Hehe..
Pas hari H, aku ikut event ini dengan adikku yang kebetulan mahasiswa UNTAD. Cerita sedikit, kami sempat salah masuk ruangan seminar, karena ada 2 event seminar wirausaha waktu itu. Dan setelah setengah jam di ruangan seminar itu, kita baru ngeh kalau ternyata tempat yang kita hadiri, bukan seminar entrepreneurship dari TDA. Alhasil kita cabut dari seminar itu dan beralih ke seminar tda sambil menahan malu karena dilihatin sama panitia-panitianya. Untungnya acara TDAnya baru saja mulai, dan bagusnya lagi, aku dan adikku bisa dapat tempat duduk didepan. Malah yang duduk pas depanku itu adalah si Andi Mattuju.
Prolognya, kita peserta talkshow dikasih tau bahwa jiwa entrepreneur perlu di tingkatkan. Karena jumlah entrepreneur di Indonesia itu hanya 1,5%. Sementara untuk mencapai suatu negara yang maju, minimal entrepreneur itu adalah 5%. Yang penting jangan takut ambil resiko. Memang resiko itu sesuatu yang tidak pasti, tapi harus dihadapi. Yang jelas kita bisa eliminasi seminimal mungkin resiko tsb.
Pemateri pertama dibawakan oleh pemilik usaha kuliner penyet Mas Fais yaitu Fais Arfianto. Beliau bercerita kalau usaha tsb dirintis dari 6 tahun lalu. Berawal dari hobi masak, setelah SMA beliau memutuskan untuk kerja di Malang selama 6 bulan sebagai tukang cuci piring dll, hingga menjadi koki helper. Tahun 2006, barulah beliau ke Palu. Pekerjaannya adalah sebagai asisten bantu-bantu di rumah salah seorang anggota polri yang pangkatnya tinggi. Maka ditawarilah jadi polisi, sehingga 2010, beliau menetap di Palu. Setelah itu beliau juga sempat buka kantin dengan modal 500.000 di asrama polisi. Kantin tsb buka sore hingga malam. Dan makanannya, selalu habis. Berangkat dari itu beliau lalu mulai jalin hubungan dengan investor. Pesan dari Fais Arfianto, untuk memulai usaha, bisa dengan modal paling murah seperti jualan kerupuk dimana modalnya hanya 25.000 dan bisa dititip ke penjual.
Selanjutnya pematerinya dibawakan oleh owner Soal Palu yaitu Muh. Fachry. Terinspirasi dari Soal Mks, beliau akhirnya membentuk Soal Palu sehingga tahun 2013, Soal Palu bisa menghasilkan uang dari iklan. Setelah itu, beliau juga sempat menjadi konsultan sosial media.
Kemudian dilanjutkan dengan pemateri Andi Syahwal Mattuju, produser film Uang Panai’ sekaligus ketua TDA Makassar. Beliau memiliki usaha fotografi wedding. Usahanya berawal dari dengan menjadi tukang foto. Sewaktu kuliah, beliau juga sering memanfaatkan hal-hal gratisan. Beliau memotivasi kepada peserta agar harus berpikir kreatif. Lama kelamaan, Andi Mattuju kemudian membangun Mattuju Indonesia, yaitu Jasa Fotografi Wedding. Yang paling membuat perubahan mindset pada diri beliau dalam berbisnis adalah ketika beliau ikut komunitas TDA, yang kuncinya adalah networking.
Pemateri terakhir dibawa oleh Muhammad Eka Chandra, owner MEC Indonesia. Awalnya beliau adalah anak band. Kuliah jurusan Matematika pada kampus UNM. MEC (Mindset English Coffee) dibentuk karena terinspirasi dari teman-teman Makassar yang sangat banyak butuh kursus bahasa inggris. Beliau berpesan, dalam mencari suatu usaha, carilah usaha yang tidak ada sebelumnya, dibutuhkan, dan bermanfaat bagi masyarakat. Seperti MEC, dimana merupakan tempat kursus bahasa inggris dengan konsep cafe. Dan sekarang, MEC sudah banyak cabangnya di Indonesia.
Inti dari event talkshow entrepreneurship yang aku dapatkan ini, usaha atau bisnis yang ingin dirintis tidak akan bisa berhasil tanpa link atau networking. Selanjutnya dibutuhkan ide atau inovasi dan pemikiran kreatif yang jarang dipikirkan oleh orang, dimana ide tsb mampu membawa banyak manfaat pada kehidupan orang banyak. Dan itu semua bisa didapatkan dengan bergabung pada komunitas positif seperti komunitas TDA. I’m so proud to be one part of them.