Berapa Gaji Pengawas Lapangan Proyek Sih? Ini Gaji 3 Kali Mengawas yang Saya Terima!
Sejujurnya menulis postingan mengenai gaji pengawas lapangan kali ini saya rada khawatir akan ada yang julid. Melihat video amatir yang pernah saya unggah di youtube 2017 silam mengenai “Curhat Pengalaman Arsitek di Dunia Konstruksi” aja ada yang sentimen akan penghasilan yang saya dapatkan sewaktu kerja.
Padahal niat saya hanya ingin berbagi akan apa yang sudah saya alamin. Lagian, sebenarnya besar kecilnya gaji yang saya dapatkan pada era tersebut bisa aja berbeda dengan era sekarang ketika kalian menemukan video/ tulisan saya ini. Ya ngga?
Menurut website Indeed, gaji pengawas itu rata-ratanya adalah Rp3.821.901 per bulan. Sementara menurut Gajimu, gaji pengawas mulai dari Rp18.871,76 sampai Rp63.690,18 per jam di tahun 2019.
Dimana, tugas sebagai pengawas lapangan adalah mengkoordinir, mengawasi kegiatan kontraktor pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan dari segi kontruksi/ perbaikan bangunan/ strukturnya.
Back to topik, saya langsung aja pengen blak-blakan ngasih tau gaji yang saya dapatkan sebagai pengawas lapangan di sebuah proyek. Saya dapat fasilitas apa, itu juga akan saya paparkan. Biar kalian ngga abu-abu mengenai gaji pengawas lapangan lagi. Haha.
Background Saya Sebelum Menjadi Pengawas Lapangan
Well, saya keterima jadi pengawas lapangan itu pertama kali di tahun 2016 bulan Juli kalo ngga salah. Sementara saya lulus dan di wisuda itu bulan September tahun 2014. Saya adalah lulusan Teknik Arsitektur anyway.
Sebelum menjadi pengawas lapangan, saya udah pernah kerja di konsultan perencanaan di Batam selama 3 bulan, dan kerja di kontraktor pelaksana Ambon selama 1 tahun. Kedua tempat ini ngga memberikan saya experience yang banyak mengenai lapangan. Saya hanya dilibatkan untuk kerjaan depan laptop di kantor aja waktu itu.
Baca Juga: Jadi Arsitek Dadakan di Konsultan Perencanaan Batam
Jadinya saya senang campur sedih pas ngejalanin profesi sebagai pengawas lapangan di proyek. Senangnya karena bisa belajar banyak mengenai teknis di lapangan, dan sedihnya adalah karena saya sering merasa ngga tau apa-apa. Saya sering merasa paling bego kalo udah berhadapan dengan masalah di lapangan.
Awal Menerima Posisi Sebagai Pengawas Lapangan
Waktu itu posisinya masa kontrak saya sama perusahaan kontraktor di Ambon udah abis. Tiba-tiba tawaran untuk menjadi pengawas lapangan itu datang dari temen kuliah. Ternyata, bos temen saya ini lagi nyari tenaga pengawas untuk ditempatkan di proyek Universitas Terbuka Palu.
Baca Juga: Sebulan Kerja Jadi Pengawas Lapangan di Universitas Terbuka Palu
Karena memang bosnya prefer orang Palu yang ngawas, supaya bisa menghemat pengeluaran perusahaan ceritanya, maka jadilah saya yang diberikan kesempatan ini. Kalian tau lah, betapa repotnya kalo bos temen saya ini mempekerjakan orang luar Palu karena mesti ngurusin messnya, dsb.
Mengenal Perusahaan Tempat Saya Bekerja Sebagai Pengawas Lapangan
Perusahaan yang akhirnya saya tempati bekerja sebagai pengawas lapangan adalah perusahaan yang ngga besar sebenarnya. Salah satu pemiliknya adalah dosen saya di kampus dulu malah. Tapi yang nge-handle proyek Universitas Terbuka Palu ini adalah rekanan dosen saya, yang juga terlibat sebagai pemilik perusahaan.
Perusahaan ini berkantor di Makassar pastinya, dan deket banget dari kampus saya. Mungkin karena dekat dari kampus inilah, perusahaan ini sering jadi langganan mahasiswa Arsitektur di kampus saya untuk mata kuliah KP (Kerja Praktek).
Meski terbilang perusahaan baru dan ngga besar, tapi perusahaan ini sering dapet proyek terutama dari instansi pemerintahan. Mereka sering ikut lelang tender gitulah, sampe udah langganan proyek Universitas Terbuka (kek sohib banget) sama tim teknis Universitas Terbuka pusat.
Saking banyaknya dapat proyek, mereka sering pake bendera perusahaan lain. Contoh kasus waktu saya ngawas yang pertama, kedua, dan ketiga kalinya, semua nama (bendera) perusahaannya beda-beda padahal team leadernya sama yaitu bos saya sendiri.
Gaji Pengawas Lapangan yang Saya Terima
Gaji Pengawas Lapangan yang Saya Terima Pertama Kalinya
Setelah kalian mengetahui posisi dan mental saya sebelum menerima posisi sebagai pengawas lapangan, dan background perusahaan yang mempekerjakan saya ini, kira-kira gaji saya berapa coba di tahun 2016? Hehe.
Gaji saya 3,5 Juta Rupiah guys. Gaji pengawas lapangan yang saya terima ini tanpa fasilitas mess, makan, dan transportasi. Tapi untuk uang administrasi seperti pembuatan laporan dll itu ada sendiri diberikan oleh perusahaan. Semuanya udah dinegokan dari awal.
Menurut saya, gaji yang saya terima itu lumayan banget. Intinya ngga menurun dari gaji sewaktu saya bekerja di konsultan perencanaan dan kontraktor sebelumnya.
Bahkan, saya dapat gaji 1 Juta Rupiah lagi dari kontraktor tiap bulan. Umumnya gaji 1 Juta tadi disebut gaji lumpsum. Jadi, gaji lumpsum itu adalah gaji yang normal aja diberikan oleh kontraktor kepada pengawas untuk membantu mereka di lapangan demi kelancaran pekerjaan suatu proyek.
Hey, jangan negatif ya sama gaji lumpsum ini. Bagi fresh graduate, menerima gaji lumpsum dari kontraktor ini sepertinya ada kengerian tersendiri ya, takut gajinya ngga berkah karena merasa uang sogokan. Hehe. Tapi ngga begitu kok gaji lumpsum itu.
Sederhananya gini, pengawas kan punya jam kerja normal sampai jam 5 sore di hari kerja. Tapi nanti, akan ada waktu dimana si kontraktor ini musti lembur untuk mengejar target pekerjaan, sehingga mau ngga mau si pengawas juga harus ikut lembur untuk mengawasi pekerjaan tersebut. Contohnya aja pekerjaan pengecoran.
Apalagi kontraktor itu ngga mengenal libur. Hari libur tetap kerja. Yah kita sebagai pengawas harus menjaga kehadiran kita juga saat hari libur tersebut untuk mengawasi pekerjaan mereka. Hal ini bisa disiasatin dengan gantian shift sama rekanan pengawas.
Selain itu sering juga kontraktor minta tolong ke pengawas untuk dibuatin laporan kecil-kecil lah, karena kadang kontraktor ini ngga ada tenaga administrasinya. Daripada nyewa orang untuk dipekerjakan dengan gaji kecil, mending gaji kecil 1 Juta-nya dikasih ke pengawas aja buat bantu-bantu si kontraktor. Gituuu.
Jadi total pendapatan saya selama mengawas waktu itu adalah 4,5 Juta Rupiah. Daaan, hampir lupa! Hehe, untuk makan siang juga kontraktor yang nanggung. Jadi saya ngga pernah keluar duit untuk beli makan siang. Udah segitu aja.
Gaji Pengawas Lapangan yang Saya Terima Kedua Kalinya
Nah, di akhir tahun 2017 saya kembali mengawas lagi dengan perusahaan yang sama, bos yang sama, hanya beda bendera aja yang dipakai. Haha.
Proyek yang saya awasin adalah proyek Universitas Terbuka lagi, tapi posisinya di kota Tarakan. Udah beda kota, beda pulau pula. Excited banget sih waktu itu bisa keluar Sulawesi lagi.
Baca Juga: Seminggu Mengawas di Universitas Terbuka Tarakan Ngapain Aja?
Gaji saya yang kedua masih tetap sama 3,5 Juta Rupiah. Namun, fasilitas yang saya dapatkan bertambah seperti dikasih fasilitas mess, uang makan, dan uang transportasi.
Untuk mess, bos saya udah siapin mess berupa kamar kost yang dipilih dari jauh-jauh hari sebelum saya berangkat ke Tarakan. Jarak mess dan proyek deket banget sehingga saya ngga perlu naik kendaraan. Jalan kakipun bisa ke proyek.
Untuk makanan, saya tinggal mencatat pengeluaran makan yang saya habiskan setiap bulan. Nantinya biaya yang saya habiskan untuk makan tersebut akan diganti oleh perusahaan. Tapi untuk makan siang ngga saya cantumin, karena makan siang ini lagi-lagi kontraktor yang nanggung.
Untuk transportasi, malah kami pengawas dikasih motor sama kontraktor biar kalo mau kemana-mana ngurusin ini itu gampang. Untung temen mengawas saya bisa naik motor. Haha, karena saya ngga bisa naik motor hingga detik ini!
Di kepengawasan yang kedua ini jujur aja saya ngga dikasih gaji lumpsum dari kontraktor. Tadinya mereka mau kasih gaji lumpsum itu diakhir proyek sih, karena saya udah ngerjain semua laporan mereka. Eh tapi karena kontraktornya ngalamin kerugian pas ngerjain proyek ini, jadinya gaji lumpsum ini ngga jadi dikasih. Hehe.
Tapi yang paling saya inget sih, mereka kontraktor ini sempat traktir saya buat belanja oleh-oleh pas proyek udah selesai untuk dibawa pulang. Trus, mereka juga yang bayarin saya tiket pesawat pulang ke Palu.
Gaji Pengawas Lapangan yang Saya Terima Ketiga Kalinya
Masih dengan bos yang sama, perusahaan yang sama, dan bendera yang berbeda, di pertengahan tahun 2019 saya kembali mengawas lagi. Gaji saya alhamdulillah naik menjadi 5,7 Juta Rupiah. Tapi proyek yang saya tangani bukan Universitas Terbuka lagi, tapi Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Mataram.
Untuk proyek Lembaga Pemasyarakatan Mataram ini, posisi perusahaan yang saya naungi udah bukan sebagai pengawas lapangan biasa lagi, tapi sebagai MK alias Manajemen Konstruksi.
Baca Juga: Rasanya Jadi Pengawas Proyek di LAPAS Bernilai Puluhan Milyar
Bedanya pengawas lapangan biasa dengan saat menjadi manajemen konstruksi adalah di durasi keterlibatan dalam mengawasnya. Kalau pengawas biasa, ngawasnya itu hanya pas proyek pelaksanaannya udah berjalan. Sementara manajemen konstruksi, ngawasnya itu lebih awal, dimulai saat perencanaan. Jadi si arsitek perencanaan ini wajib asistensi gambar ke MK.
Sekedar informasi, gaji pengawas lapangan 5,7 Juta Rupiah ini udah termasuk uang makan. Untuk mess, tempat yang diberikan bos saya itu berupa rumah yang dikontrakkan lengkap dengan perabot didalamnya. Isinya ada 3 kamar karena disini saya ngawasnya bertiga. Penampakan mess ini top deh menurut saya.
Selain mess, bos juga ngasih kami fasilitas satu unit motor dan mobil untuk dipakai seperlunya. Kami sih seringnya pake mobil kalau ke proyek. Motor jarang sih dipake. Paling dipake belanja aja atau ada hal lain.
Adapun kontraktor di Mataram kali ini, menurut saya mereka cukup kooperatif dengan memberikan gaji lumpsum 1 Juta Rupiah juga perbulan. Sehingga total gaji pengawas lapangan saya kerja disini selama sebulan adalah 6,7 Juta Rupiah.
Dan untuk masalah makan siang, sayangnya kontraktornya ngga nanggung. Jadi selama saya ngawas disini, biaya makan siang saya pribadi yang keluarin. Kontraktor nanggung makan paling kalo pas ada rapat, atau ngga pas kita lagi survei ke tempat pabrikasi aja. Haha.
Beda-beda sih kontraktor itu. Pesan saya, untuk yang matre-matre nih, mending jangan ngarep dikasih gaji lumpsum sama kontraktor, karena sebenarnya ngga ada aturan juga yang menyatakan gaji lumpsum itu harus ada setau saya.
Semoga tulisan mengenai gaji pengawas lapangan di proyek kali ini bisa mencerahkan kalian. Silakan berkomentar yang baik karena kalau komentar jelek pasti akan langsung saya hapus. Haha.
Kalau mau sharing atau nanya-nanya juga boleh lewat DM instagram saya di @suryanipalamui. Saya sering aktif kok di Instagram. Terimakasih.
jalan dan makan
semangat terus sis mudah-mudahan terus membaik kerjanya blognya dan sosial medianya juga
slamet syahroni
sangat membantu memberikan gambar dunia kerja di proyek bagi sy pribadi yg masih minim pengalaman di dunia proyek.
Suryani Palamui
Alhamdulillah senang banget tulisanku bisa bermanfaat. 🙂
Kang Muz
Thank you kak sudah sharing pengalaman jadi pengawas proyek soal nya saya juga dapat tawaran jadi pengawas proyek dan kebetulan lagi mendalami tentang dunia per proyekan ini karena saya belum berpengalaman di bidang tsb
Suryani Palamui
Wah semangat yaaa. 🙂 Semoga kerjaan pengawas lapangannya lancar. Aamiin.