Pengalaman Cari Kerja Saat Fresh Graduate, Apa yang Harus Dilakukan? Terbukti 99% Berhasil
Beberapa waktu yang lalu, saya memutuskan untuk membuat postingan di blog ini berdasarkan pertanyaan yang pernah masuk ke DM Instagram saya. Kenapa? Karena saya ngerasa pertanyaan yang datang di DM banyak perlu penjelasan yang lebih detail, dalam hal ini pertanyaan terkait fresh graduate.
Jawaban by chat kesannya tidak begitu meng-cover apa-apa yang sebenarnya pengen saya sampaikan. Ada banyak cerita, pengalaman yang kalau saya sampaikan via DM rasanya agak lebay. Apalagi kebanyakan teman-teman yang bertanya kebanyakan punya background yang sama seperti saya, Teknik.
So that’s why saya akhirnya memutuskan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang datang tersebut di blog ini. Saya pengen hal-hal yang ngga bisa saya jelasin di chat, bisa dijelasin di postingan blog supaya yang baca benar-benar merasa tercerahkan dari pengalaman saya yang banyak bergelut di dunia arsitektur dan sipil.
Masukan Untuk Fresh Graduate yang Belum Dapat Kerja
Mohon maaf sebelumnya kalau tulisan ini jatuhnya jadi tidak mengikuti kaedah yang ada, karena saya hanya ingin cerita berdasarkan pemikiran dan pengalaman saya pribadi selama menjadi fresh graduate.
Well, pertanyaan ini datang dari @argasenart.
Kak, kasih masukan dong buat saya. Saya fresh graduate teknik sipil dan belum dapat kerja. Terimakasih.
Pertama-tama, saya pengen ngasih tau dulu nih. Sebelum jauh-jauh merasa kalian akan bekerja di suatu instansi atau whatever yang sejenisnya, yang harus kalian pikirkan adalah pribadi seperti apa yang akan kalian tunjukkan ke calon bos atau calon perusahaan tempat kalian bekerja nanti? Pribadi yang negatif atau positif?
Tentu yang positif kan? Nah, apa saja yang mendukung kamu untuk menjadi pribadi yang positif? Ada 4 hal penting yang bisa membentuk kamu menjadi pribadi yang lebih baik, yaitu dengan 4 bekal penting berikut:
1. Pengetahuan Sesuai Basic Keilmuan
Dalam hal ini tentu IPK yang menjadi tolak ukurnya. Segala apa yang kamu pelajari di kampus, itulah yang akan membawa kamu menjadi orang yang expert di bidang keilmuan yang kamu pilih saat bekerja nanti.
Baca Juga : Kiat-Kiat Belajar Sukses di Perguruan Tinggi Versi Saya
Bukan hanya penghargaan tertulis, bahkan penghargaan sederhana seperti dipuji bos saja pasti akan bisa kamu dapatkan. Kalau bos sudah senang, tentu seiring waktu penghasilan kamu bisa lebih meningkat selama kamu terus konsisten mengesankan bos dengan ilmu yang kamu miliki.
2. Pengalaman Organisasi/ Komunitas
Punya IPK tinggi di kampus saja itu ngga cukup. Saat kuliah dulu, saya merasa berorganisasi itu tidak penting. Karena apa? Dosen-dosen di kampus hanya menjadikan IPK sebagai tolak ukur keberhasilan seorang mahasiswa.
Ada ngga disini yang kalau berorganisasi dapat nilai atau bukti tertulis yang secara sah berpotensi untuk diakui sebagai orang yang berhasil? Jaman saya kuliah dulu sih ngga ada, ngga tau yah kalau perkuliahan jaman sekarang.
Berangkat dari pemikiran ini saya akhirnya mengisolasi diri dari kegiatan ekstrakurikuler di kampus. Ngga ada waktu untuk explore hobi karena hanya pengen fokus ke IPK saja. Kecuali blogging sih, karena hobi saya cuma nulis blog kala itu, dan tetap berjalan.
Karena kebetulan saya anaknya introvert, saya merasa nyaman-nyaman saja dengan pilihan saya untuk membatasi diri bergaul dengan orang-orang. Saya hanya bersosialisasi dengan teman-teman kuliah untuk kepentingan kuliah juga.
Lama-kelamaan saya akhirnya sadar bahwa mindset saya yang seperti itu tidaklah benar. Di akhir-akhir semester karena mata kuliah sudah agak berkurang, saya banyak mengikuti seminar dan workshop pengembangan diri yang menjadi titik balik mindset saya bahwa berorganisasi itu penting.
Baca Juga : Saya Jatuh Cinta Dengan Komunitas
Ditambah dengan saat saya akhirnya diterima kerja di suatu perusahaan konstruksi, makin menjadi-jadilah pemikiran saya yang mungkin bisa dibilang sedikit agak menyesal tidak meluangkan waktu untuk berorganisasi dulu.
Padahal berorganisasi bisa membuat kita punya pribadi yang luwes dalam bergaul. Organisasi juga mengajarkan kita bisa menyuarakan pendapat dan me-manage anggota dengan lebih baik, serta proaktif hingga profesional dalam bersikap ke atasan.
Mungkin untuk teman-teman extrovert, point ini tidak akan menjadi masalah besar jika tidak dilakukan. Tapi tentu jika dilakukan, akan lebih menguntungkan. Adapun untuk yang introvert sama seperti saya, saran saya selagi masih di kampus coba masuk di organisasi. Atau kalau sudah selesai, bisa dengan masuk di komunitas yang hobinya sejalan dengan kamu.
3. Skill yang Mumpuni
Setiap jurusan di kampus pasti mengharuskan mahasiswanya untuk punya skill khusus yang harus dikuasai. Karena dalam hal ini saya background-nya di Arsitektur, maka skill yang harus saya kuasai adalah skill desain bangunan tentunya.
Hal ini saya wujudkan dengan mengambil kursus AutoCAD, belajar otodidak 3D pada software Archicad dan Sketchup, hingga belajar rendering yang baik. Kamu tentunya sudah tau dong skill yang harus kamu kuasai? Nah, selanjutnya adalah pelajari itu sehingga kamu menjadi expert didalamnya.
4. Pengalaman Kerja/ Magang
Saya melihat pengalaman kerja atau magang sering dikesampingkan oleh mahasiswa pada umumnya. Mungkin karena kuliah masih menjadi prioritas yang utama mereka. Tapi kalau saya boleh saran, pengalaman kerja atau magang jangan sampai dipandang sebelah mata.
Bagaimanapun, pengalaman kerja yang nyambung atau tidaknya dengan jurusan kamu, pasti akan berguna di masa mendatang saat kamu benar-benar berhasil meraih pekerjaan impian kamu. Baik dan buruknya please diterima, karena itu adalah pembelajaran yang sangat berharga.
Contohnya saya, karena dulu pernah jadi penulis freelance, saat kerja di ranah konstruksi, dan ditugaskan untuk membuat laporan, entah kenapa bawaannya saya selalu pengen buat laporan yang lebih baik daripada laporan-laporan yang diberikan oleh bos saya sebagai referensi.
Laporan-laporan tsb memang baik, tapi mata saya tidak bisa melihat hal yang tidak presisi meski sedikit. Penggunaan kalimat atau bahasa hingga jenis huruf di laporan-laporan tersebut kadang suka mengganggu pikiran saya kalau laporan tersebut harus saya jadikan patokan.
Maka bereksperimenlah saya dengan membuat laporan versi saya, yang tentunya tidak keluar jalur dari format laporan-laporan tadi. Saat saya perlihatkan ke bos, bukan mainnya saya disanjung bos karena laporan saya dibilang rapi. Bahkan, saya sudah 3 kali diajak oleh bos saya ikut di 3 proyek berbeda. Asyik kan?
Pengalaman Mencari Kerja Saat Fresh Graduate
Saya bukan fresh graduate yang dalam sekejap langsung plek dapat kerjaan. Saya tentu pernah merasakan bagaimana susahnya mencari kerja, terutama saat pekerjaan yang saya inginkan tidak memberikan penghasilan yang cukup untuk saya.
Kalau kamu mengikuti blog saya dari dulu, kamu pasti udah tahu bahwa saya sering bercerita bahwa saya malah tidak ingin bekerja di ranah konstruksi/ arsitektur dulunya karena saya ingin menjadi seorang penulis. Saya akhirnya bekerja menjadi seorang penulis freelance dengan harapan bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dari bidang tersebut.
Baca Juga : Surat Untuk Dosen-Dosenku di Arsitektur
Ternyata harapan dan kenyataan memang tidak selalu sejalan. Penghasilan yang didapatkan tidaklah cukup, sehingga di saat saya sudah menjadi seorang sarjana, saya harus mencari pekerjaan yang cukup untuk membiayai kebutuhan hidup saya.
Saya melamar jadi guru, hingga menjadi asisten manager KFC, kesemua kerjaan itu tidak ada yang nyantol. Sekali lagi, saat itu saya sudah tidak ingin bergelut di dunia arsitektur/ konstruksi.
Sempat saya berpikir, apa memang saya ngga punya rejeki untuk punya pekerjaan tetap di pekerjaan yang tidak sesuai dengan basic keilmuan saya? Apa iya, saya harus menerima jalan dari Allah untuk tetap bergelut di dunia arsitektur dan konstruksi?
Karena penasaran dengan pertanyaan tadi, saya coba peruntungan untuk melamar di pekerjaan yang sesuai dengan basic keilmuan saya. Saya cari di internet lowongan pekerjaannya, hingga akhirnya saya menemukan ada lowongan kerja untuk posisi drafter Arsitektur di perusahaan kota Batam.
Sebelumnya saya ngga pernah berpikir untuk kerja di luar kota. Tapi karena melihat fasilitas yang ditawarkan begitu menggiurkan, seperti mendapatkan fasilitas mess, makan 3 kali sehari, dan tiket pesawat, saya pun tertantang untuk melamar.
Saya pun mengirimkan CV dan portfolio desain saya ke email perusahaan tersebut, hingga akhirnya beberapa hari kemudian, saya di telepon oleh perusahaan tersebut bahwa saya diterima bekerja. Gila ngga tuh? Emang rejeki ngga kemana kan ya?
Saya minta ijin ke Mama, dan alhamdulillah Mama mengijinkan selama saya ngga mengeluarkan biaya apapun untuk kerja disana. Dan benar saja, saya ngga mengeluarkan uang sepeser pun. Bahkan untuk tiket saya dikirimin, dan saat di Bandara Batam pun, saya dijemput oleh orang dari perusahaan.
Perusahaannya memang bukan perusahaan besar, tapi proyek mereka itu banyak dan terus berjalan. Itulah yang membuat perusahaan mereka bisa mensejahterakan pegawainya. Saat masa itupun saya sudah di-cover BPJS perusahaan yang tidak semua perusahaan kecil melakukan hal tersebut.
Inti dari pengalaman ini sih, kita harus terus berusaha. Coba peruntungan kerja dengan terus mengevaluasi diri dimana sebenarnya kamu mampu. Untuk kasus saya, memang saya senang dengan menulis, tapi itu tidak cukup sebagai permulaan. Saya harus menurunkan ego, dan coba melamar pekerjaan di bidang yang memang saya mampu. Hasilnya, alhmadulillah makin kesini saya bisa berdamai dengan dunia Engineer.
Yang Harus Dilakukan Fresh Graduate Agar Cepat Dapat Pekerjaan
1. Pahami Pekerjaan Apa yang Kamu Inginkan dan Butuhkan
Pekerjaan yang diinginkan dan dibutuhkan itu adalah dua hal yang berbeda. Contohnya saya, dulu pekerjaan yang saya inginkan adalah menjadi seorang penulis. Tapi profesi menulis ternyata bukan permulaan yang baik untuk saya jika ingin mendapatkan penghasilan yang besar.
Makanya terpikirkanlah saya untuk melamar pekerjaan yang saya butuhkan, yang sesuai dengan basic keilmuan saya, yaitu bekerja di dunia konstruksi/ arsitektur.
Beruntunglah kamu yang keinginan pekerjaannya, sesuai dengan basic keilmuannya. Karena itu adalah permulaan yang bagus untuk mencari pekerjaan dengan penghasilan yang cukup sebagai fresh graduate.
Tapi bagaimana kalau kasusnya seperti saya yang sempat merasa salah jurusan? Solusi dari saya, tips memilih pekerjaan untuk fresh graduate adalah cari pekerjaan yang sesuai dengan basic keilmuan kamu dulu. Atau kalau perlu, cari pekerjaan yang mampu membayar kamu dengan gaji tinggi atau dengan gaji yang kamu inginkan dulu.
Setelah itu, kamu bisa pelan-pelan membangun pekerjaan impian kamu. Sama seperti saya, yang akhirnya bisa menjadikan pekerjaan blogging ini sebagai salah satu sumber penghasilan saya selain gaji dari pekerjaan arsitektur dan konstruksi.
2. Perluas Networking dan Pergaulan
Faktor yang juga sangat berpengaruh untuk mendapatkan pekerjaan atau karir yang bagus sebagai seorang fresh graduate adalah dengan membangun networking atau memperluas pergaulan. Kenapa? Karena kalau kamu memiliki networking yang luas, peluang untuk mendapatkan pekerjaan bisa dengan cepat akan datang menghampiri.
Coba bergabunglah dengan berbagai komunitas yang ada di luaran sana. Pengalaman saya, karena saya pernah organize event di komunitas Makassar Event, saya akhirnya bisa berteman dengan orang yang membantu saya mendapatkan pekerjaan.
Berawal dari ngbrol biasa dengan orang asing yang ada di event tersebut, kemudian temenan di instagram, eh tiba-tiba berujung menjadi pengalaman kerja yang tak terlupakan karena doi mengenalkan saya ke temannya yang butuh tenaga Arsitek untuk Bandara Mamuju Sulbar, dan saya pun berhasil kerja disana.
Baca Juga : Jadi Arsitek di Bandar Udara Mamuju Sulbar
So, jangan takut untuk minta tolong ke teman kamu di lingkungan tersebut untuk dikenalkan dengan seseorang yang mereka kenal. Bagaimanapun, kebanyakan orang akan senang jika bisa menghubungkan seseorang dengan yang lainnya.
Jangan pernah malu juga untuk selalu bertanya soal lowongan pekerjaan ke keluarga, teman atau siapapun yang kita kenal karena kita bisa mendapatkan banyak informasi. Tentunya hal tersebut akan menguntungkan kita untuk melamar pekerjaan di banyak tempat sehingga peluang untuk dipanggil perusahaan itu ada.
3. Persembahkan CV dan Portfolio yang Luar Biasa
Untuk para fresh graduate, buatlah CV dengan desain yang baik dan profesional, tapi padat akan informasi yang sesuai dengan perusahaan tersebut butuhkan. Kalian perlu tahu bahwa perusahaan akan lebih mempertimbangkan isi CV yang bagus dan menarik dibanding dengan yang lainnya.
Adapun point-point yang perlu kamu masukkan di CV yaitu biodata, pendidikan, prestasi, pengalaman, keahlian dan lampiran seperti KTP, ijazah, transkrip nilai, sertifikat, piagam dan portfolio. CV Jangan lebih dari 2 halaman, dan kalau perlu tulislah CV dalam bahasa inggris jika perusahaan mempersyaratkan bisa bahasa inggris.
Baca Juga : Cara Mudah dan Cepat Bisa Ngomong Bahasa Inggris. GRATIS!
Nah untuk portfolio sendiri, sajikan dengan baik dan sejujur-jujurnya. Beri keterangan detail juga terkait karyamu yang ada di portfolio agar perusahaan bisa lebih paham dengan karyamu dan dirimu sendiri.
4. Buat Kesan yang Baik Ketika Melamar dan Interview
Ketika melamar, banyak perusahaan yang memanfaatkan email untuk menyeleksi para pelamar pekerjaan termasuk dalam hal yang masih fresh graduate. Karena banyaknya pelamar yang masuk, tentu pengiriman lamaran pekerjaan kamu yang melalui email tidak boleh sembarangan agar CV kamu dibaca dan berkesempatan dipanggil lanjut ke tahap berikutnya.
Ketika mengirim lamaran melalui email, harap perhatikan hal berikut:
- Gunakan alamat email yang profesional dengan menggunakan nama asli
- Tuliskan subjek email sesuai ketentuan perusahaan atau jika tidak diinformasikan, tulis dengan subjek posisi yang dilamar dan nama lengkap. Contoh, Drafter Arsitek – Suryani Palamui
- Isilah badan email dengan pengantar yang baik dan benar untuk memberi kesan pertama yag baik kepada perusahaan
- Lampirkan file yang diminta dan cek nama filenya agar sesuai
Adapun saat wawancara, persiapkan diri dengan matang. Banyak bertanya soal teknik wawancara kepada yang sudah berpengalaman dan seringlah latihan supaya lebih percaya diri pada saat interview.
Bukan hanya dari kepribadian, kamu juga akan dinilai dari penampilan. Pakailah pakaian yang pada umumnya digunakan untuk melamar pekerjaan, yaitu kemeja putih dan bawahan hitam karena kedua warna itu sangat netral dan cocok untuk melamar pekerjaan di perusahaan apapun.
5. Rajin Ibadah dan Berdoa Sesuai Anjuran Islam
Cara cepat dapat kerja utamanya untuk fresh graduate menurut islam adalah dengan berusaha dengan disertai ibadah dan doa. Untuk usahanya kalian bisa lakukan usaha-usaha diatas, dan adapun untuk ibadahnya bisa dengan:
- Berpuasa dua hari di awal bulan, dan pada Kamis Jumat.
- Di Kamis malam sebelum tidur bacalah surah Yusuf ayat 54-56 sebanyak 3 kali.
- Di Jumat malam, sebelum tidur, bacalah: LAA ILAAHA ILLALLAH, SUBHAANALLAAH, ASTAGHFIRULLAAH, masing-masing sebanyak 100 kali.
Jangan lupa minta ke orang tua agar mendoakan kita juga. Jalankan sholat 5 waktu, dan seringlah shalat dhuha dan shalat tengah malam. Insya Allah apa yang menjadi keinginan kamu akan cepat di kabulkan oleh Allah SWT.
arenapublik
nahh yang poin terakhir.. bner
kita udah buat semua yg udah jadi persyaratan untuk lamar kerja, tanpa doa kita tidak bisa jd apa apa.
Suryani Palamui
Apalagi doa orang tua itu sih yang ngga bisa disepelehin menurutku. 🙂
Reyne Raea
Saya dulu nganggur setahun dong, dan kalau ada yang nanya, gimana caranya biar bisa dapat kerja cepat, jawabannya doa ibu hehehehe.
Saya dulu nggak disetujui mama saya kerja di Surabaya, alhasil, saya setahun keliling Surabaya nyebar lamaran, nongkrong ngabisin uang di warnet buat googling lowongan kerja, nggak nemu juga, giliran nemu gajinya gitu deh, dan sungguh di luar skill saya.
Untungnya , saya suka tantangan, jadinya saya lulusan teknik sipil disuruh gambar oke saja.
Btw saya lulusan belasan tahun lalu di mana autocad lasih mevvah banget dulunya hahahaha
Suryani Palamui
Waaaah, aku jadi penasaran Mba Rey ini angkatan tahun berapa sih? Wkwkwk. Apalagi sampai tongkrongin warnet ya buat nyari kerjaan. Dan soal AutoCad, termasuk hebat sih kalau ada yang bisa operasiin di jaman Mba Rey. Karena di jamanku aja masih ada temen yang ngga bisa Autocad. Hehe.
Fathia
Alhamdulillah, setelah wisuda, akhirnya bisa masuk ke media online yang sejak beberapa bulan pas skripsi diidamkan. Sempet masukin CV dua kali, wawancara dua kali, akhirnya yang kedua mampu menembus kantor tersebut. Bener banget sih skilll, ilmu basic, organisasi, magang tuh penting banget!
Suryani Palamui
Waaah, congratulation Mba Fathia, bisa masuk di pekerjaan idaman. Semoga berkah ya kerjaannya. Aamiin. 🙂
grubik
Saya dulu perlu waktu 2 tahun untuk akhirnya realistis bahwa saya harus bekerja secara normal, di kantor, melamar kerja dengan lowongan yang sesuai dengan ijazah yang saya punya setelah sebelumnya lontang-lantung dan lantung-lontang…
Juga dulu ada keinginan jadi penulis, tapi setelah berkaca (haha…) jadi sadar tentang betapa tidak produktifnya saya. Dan pada akhirnya, hidup harus berjalan dan kita perlu untuk bertahan kan ya?
🙂
Suryani Palamui
Iyaa bener banget Mas. Kadang karir yang kita inginkan emang ngga bisa memenuhi kebutuhan kita. Jalan satu-satunya adalah realistis. Memilih pekerjaan yang bisa menghidupi kita dulu, nanti pelan-pelan bisa sambil berjalan bangun karir sesuai passion kita. 🙂