I

Alienum phaedrum torquatos nec eu, vis detraxit periculis exs, nihil expetendis in mei. Mei an pericula euripidis, hinc partem ei est. Eos ei nisl graecis, vix aperiri consequat

/ Lifestyle / Filosofi Kopi The Movie Goes to Campus UNHAS

Filosofi Kopi The Movie Goes to Campus UNHAS

Menurut schedule hari ini, acara Filosofi Kopi The Movie Goes to Campus di Universitas Hasanuddin dimulai pukul 09.00 pagi. Melihat jam di gadget ternyata pukul 09.00 sudah lewat, saya mulai berpikir, kalau saya datang ke acara itu jam segitu, pasti saya sudah telat selama 2 jam. Sempat ada keraguan untuk datang karena takut acaranya sudah hampir selesai. Namun karena pikiran positif lebih dominan membisik bahwa tak ada salahnya mengecek lebih dulu, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat saja ke acara yang gratis tersebut.

Sampai disana, ternyata acara belum dimulai. Dari hasil nanya-nanya saya ke panitia, si Chicco Jerikho dan Rio Dewanto yang merupakan narasumber di acara itu, ternyata ketinggalan pesawat. Ah, rejeki memang gak kemana. Segera setelah registrasi, saya memasuki Baruga Prof. Amiruddin di Fakultas Kedokteran untuk mencari tempat duduk yang strategis. Jadilah saya duduk di barisan ketiga dari depan sebelah kanan.

Sambil menunggu pukul 13.00 acara dimulai, panitia memutarkan film Cahaya dari Timur kepada seluruh peserta yang telah hadir. FYI, film Cahaya dari Timur ini merupakan film yang diproduksi oleh Visinema Pictures yang juga memproduksi film Filosofi Kopi. Dan kebetulan pula, Chicco Jerikho turut berpartisipasi sebagai aktor utama dalam film Cahaya dari Timur ini. Setelah nonton, dua kata yang bisa saya labelkan untuk film ini, Sangat Menarik. Tak heran film ini berhasil memborong 7 penghargaan di industri perfilman. Setelah pemutaran film usai, acara selanjutnya adalah sesi kuis.

Sesi kuis ini cukup sederhana, yakni host menantang peserta talkshow yang mirip dengan Chicco Jerikho, Rio Dewanto dan Julie Estelle. Dan peserta yang mengaku mirip ketiga artis beken ini, akan mendapatkan hadiah tiket nonton gratis film Filosofi Kopi di bioskop. Alhasil, 3 orang yang katanya mirip sama ketiga artis inipun maju kedepan dan berhasil mendapatkan hadiahnya.

Setelah itu, masuklah ke acara inti, yakni bincang-bincang mengenai film Filosofi Kopi. Narasumber pertama dalam acara ini adalah Andreuw Parenussa, seorang film maker asli Makassar dyang juga ikut terlibat dalam film Filosofi Kopi ini. Dari beberapa hal yang disampaikan, yang paling menarik adalah fakta tentang Makassar bahwa kota daeng ini termasuk kota pertama di Indonesia yang menjadi pelopor perfilman pada tahun 1960. Pada tahun tersebut film awalnya hanya dibuat oleh para tentara di Makassar, hingga akhirnya pada tahun 1998 dibuatlah gerakan film independen yang kemudian membentuk komunitas film di Makassar. Selain itu, fakta lain yang menarik adalah bioskop-bioskop di Indonesia dipegang oleh perusahaan besar sehingga film-film buatan anak bangsa yang biaya produksinya rendah, merasa sulit untuk menembus pasar-pasar di bioskop.

Selanjutnya, sesi yang dinanti-nanti bersama Rio Dewanto dan Chicco Jerikho dalam film Filosofi Kopi inipun tiba. Para peserta sangat antusias. Adapun hal-hal yang berkesan dari pemaparan dua artis berbakat ini adalah bahwa film Filosofi Kopi membawa misi untuk mengedukasi para petani kopi di Indonesia. Selain itu, Chicco menuturkan bahwa ia semakin lebih menghargai kopi setelah terlibat dalam film ini. Rio dewanto sendiri juga tak kalah memberikan penuturan bahwa kopi sangat bisa menjadi karakteristik di negara Indonesia, sebab hampir semua wilayah di Indonesia memiliki kebun kopi.

Post a Comment