Rabu, 10 Maret 2021 pukul 09.00 WITA, saya nyempatin diri untuk ngedengerin dan menyimak sebuah talkshow dan diskusi publik yang merupakan salah satu program KBR berkolaborasi dengan YLKI mengenai penggunaan BBM yang ramah lingkungan, demi mewujudkan program Langit Biru di Indonesia.

Sedikit informasi mengenai KBR (Kantor Berita Radio) ini, bahwa channel tersebut adalah channel yang memproduksi podcast dan konten radio berbasis jurnalisme, dan berjejaring dengan 500 radio di Indonesia lho! Sementara YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), adalah organisasi non-pemerintah dan nirlaba yang tugas dan fungsinya berkaitan dengan Perlindungan Konsumen.
Kolaborasi KBR dan YLKI ini ngebuktiin banget kepedulian mereka terhadap kasus pencemaran udara yang buruk di kehidupan masyarakat. Apalagi, isu seperti ini masih perlu disebarin dengan cara edukasi melalui sharing digital.

Kita ketahui bersama, bahwa lingkungan ga bisa lepas dari kehidupan kita. Soalnya, keadaan lingkungan tuh berpengaruh banget pada aktifitas makhluk hidup, sehingga kita perlu jaga dan peduli demi kenyamanan dalam menjalani kehidupan yang bersih dan tentram.
Isu lingkungan ini, jujur aja ga ada habisnya untuk dibahas. Dan menurut saya, hal ini ga boleh diabaikan. Kita sebagai manusia perlu nanemin sikap peduli terhadap isu lingkungan yang membutuhkan solusi yang lebih suistainable.
Ada dua sesi yang dilaksanain dalam program ini, yaitu sesi Talk Show dan Diskusi Publik. Selain itu, yang ngebuat program ini menarik menurut saya adalah keterlibatan narasumber yang berasal dari berbagai latar belakang sehingga ngebuat diskusi ini lebih terbuka dan lebih interaktif.
Program Langit Biru
Program ini dibuka dengan sesi talkshow yang disiarkan di radio KBR dan dipandu oleh penyiar kece dan asyik, Rizal Wijaya. Siaran ini dipublikasiin di setiap 6 siaran yang ada di wilayah Kalimantan. Ada 4 orang narasumber sekaligus yang ngisi siaran ini, dan membahas mengenai keefektifan penggunaan BBM ramah lingkungan.
Apa Sih Program Langit Biru Itu?
Pertanyaan ini yang terngiang di kepala saya ketika mendengar program Langit Biru. Saya bertanya-tanya maksudnya program Langit Biru itu sebenarnya apa sih? Nah, setelah mendengar penjelasan dari beberapa narasumber, ternyata yang dimaksud dengan program Langit Biru itu adalah…
Program Langit Biru adalah program yang diluncurin sebagai bentuk tindakan dalam mengurangi pencemaran polusi udara yang dapat dilakuin dengan mengendalikan penggunaan emisi gas buang pada kendaraan. Nah, salah satu cara yang saat ini masih diupayakan adalah, penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang ramah lingkungan guys!
Program Langit Biru ini ternyata udah lama diciptain oleh pemerintah Indonesia dari beberapa tahun yang lalu lho! Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi ngejelasin bahwa program Langit Biru ini udah digaungin sejak beberapa tahun lalu, yakni dari tahun 1996. Wah lumayan lama juga ya. Udah 25 tahun!
Dengan program entitas utama yaitu mewujudkan BBM ramah lingkungan, maka perlu mencapai standar emisi untuk kendaraan berstandar euro 2 yang digunain sebagai bahan bakar digital. Tetapi, sampai detik ini program tersebut belum mencapai 20% hingga 40%, sehingga masih minim penggunaannya sampai sekarang.

Bayangin aja, dari tahun 1996 hingga 2021 saat ini, program tersebut belum mencapai puncak keberhasilan untuk diwujudin di negeri tercinta kita ini. Wajar aja kalau Indonesia masih tertinggal banget dalam penyediaan BBM ramah lingkungan sehingga memicu timbulnya kerusakan lingkungan yang terus menerus tanpa jeda dan jadi masalah yang sangat urgent. Sementara beberapa negara di ASEAN dan Eropa, udah mencapai standar euro dengan kualitas tinggi.
Pergerakan Program Langit Biru
Pertanyaannya, apakah pemerintah Indonesia belum konsisten menggerakkan program ini?
Kepala Sub Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Ratna Kartikasari mengatakan bahwa pada tahun 2017, pemerintah menerbitkan peraturan yang mendasari diterapkannya standar emisi euro 4 untuk kendaraan motor bertipe baru. Pemberlakuan peraturan ini untuk penerapan standar emisi euro 4 kendaraan bermotor tipe baru, sedang diproduksi dengan bahan bakar bensin mulai 2018 yang lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Ibu Ratna mengakui bahwa pihak pemerintah yang mengampanyekan pola ramah lingkungan, dan konteks BBM ini belum gencar. Sehingga, masih kurang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Kegiatan pemerintah mensosialisasikan hal ini atau kampanye penggunaan bahan bakar ramah lingkungan ini, masih terbatas melalui kanal Youtube PTKL dan media sosial. Sementara, YKLI yang selalu peduli terhadap pentingnya edukasi, sangatlah membantu pemerintah untuk mensosialisasikan isu penting ini kepada masyarakat.
Program Langit Biru yang dicanangkan pemerintah ini pun didukung oleh pihak Pertamina sendiri, sebagai perusahaan bahan bakar minyak terbesar di Indonesia. VP Sales Support PT. Pertamina Denny Djukardi ngejelasin bahwa, program tersebut adalah program khusus diskon pertalite, yang saat ini sedang dilaksanain oleh Pertamina.
Jangkauan Program Langit Biru
Awal program ini dijalankan di wilayah yang memiliki daya beli tinggi seperti pada daerah Jawa, kemudian merambah ke daerah luar Jawa, tetapi masih mengutamakan ibukota terlebih dahulu sebelum memasuki pelosok-pelosok daerah.

Dengan pernyataan dari berbagai pihak yang terlibat ngejalanin program Langit Biru ini, diharapkan program tersebut berjalan dengan lancar dan bisa menggerakkan hati masyarakat untuk lebih peduli dengan pencemaran udara akibat penggunaan emisi gas buang kendaraan yang tentunya berbahaya.
Sama seperti yang dikatakan oleh Executive Director, Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa bahwa kualitas BBM perlu ditingkatin dan masyarakat perlu diedukasi dengan penggunaan BBM yang sesuai dengan standar. Sehingga, diperlukan perhatian dan kepedulian bagi semua pihak untuk mengedukasi penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.
Nah, yang utama dari program Langit Biru ini adalah sosialisasi dan edukasi mengenai BBM ramah lingkungan kepada masyarakat tentunya. Saya jadi bertambah ilmunya mengenai topik BBM ramah lingkungan berkat talkshow ini.
Perspektif Kalangan Muda Terhadap Isu Lingkungan
Setelah mengetahui seluk beluk Program Langit Biru, lalu bagaimana tanggapan kawula muda terhadap topik ini?
Setelah sesi talkshow yang merupakan program pembukaan program KBR dengan YLKI ini, selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi publik yang ngehadirin beberapa narasumber dari berbagai bidang. Mulai dari pegiat lingkungan hidup, sampai influencer muda pun ikut menyampaikan pendapat mereka mengenai program Langit Biru ini.
Sesi diskusi publik ini dipandu oleh penyiar senior Radio Republik Indonesia (RRI) Maulana Isnanto. Bahasannya kurang lebih mengenai isu lingkungan khususnya dalam kompleks BBM ramah lingkungan menjadi tantangan bagi pemerintah dan pihak lainnya untuk menyentuh anak-anak muda bisa ikut terlibat.
Isu Lingkungan Ga Menarik?
Isu lingkungan khususnya dalam kompleks BBM ramah lingkungan belum familiar untuk anak-anak muda. Padahal, kesadaran generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan sangat dibutuhkan, apalagi dalam mewujudkan program Langit Biru ini.
Jujur aja sesi diskusi publik ini yang awalnya saya pikir monoton, ternyata bisa menarik dan menghibur juga lho, meski yang dibahas topik serius seperti ini. Selain keterlibatan narasumber yang memang ahli dalam pembahasan program Langit Biru ini, terdapat pula perwakilan anak muda seperti influencer, konten kreator, musisi, komika, dan bahkan penyiar juga ikut dalam diskusi ini.
Mereka dikasih kesempatan untuk ngemukakan pendapat dan perspektif mereka mengenai isu lingkungan terutama BBM ramah lingkungan.
Ketika ngedengar sudut pandang mereka, seperti dari Isal Gorapu, Rion Laode, Irfan Ghafur dan Rika Cornelissa, mereka terkejut dan bingung ketika ditanya mengenai topik ini.
Irfan Ghafur salah satunya mengatakan bahwa, teman-teman muda kadang kesulitan dan bingung bagaimana memulai untuk terlibat dalam mengedukasi isu lingkungan melalui karya kreatif agar lebih asik dan menarik bagi kalangan muda.

Mengenai keterlibatan anak muda ini, saya setuju banget dengan pernyataan dari penyanyi sekaligus pegiat lingkungan hidup, Nugie. Doi berpendapat bahwa penyebab isu lingkungan tidak dapat menyentuh kalangan muda adalah, karena isu lingkungan ga selalu menjadi headlines. Dalam artian, jarang memikat dan menarik untuk diikuti oleh anak-anak muda saat ini.
Masalah Lainnya
Selain itu, anak-anak muda juga tidak tau perlu menyelesaikan masalah seperti ini kemana. Mereka ga punya wadah dan kebingungan mencari jalan keluarnya. Contohnya seperti harus melapor ke pemerintah mana, itu mereka ga tau. Oleh karenanya, perlu diciptakan wadah yang bisa menampung hal tersebut.
Solusi
Ada banyak percakapan yang terjadi pada sesi ini sehingga muncullah beberapa ide bahwasanya untuk membuat isu ini bisa menarik di kalangan anak-anak muda, isu seperti ini perlu dibungkus dalam model “trend”. Seperti halnya trend kopi yang sekarang akhirnya menjadi “kekinian”, maka mengangkat isu ini di tongkrongan anak muda perlu dibalut dengan topeng “trend”. Dan hal ini ga mudah, karena perlu diciptakan lingkungan yang masyarakatnya aware dengan isu ini terlebih dahulu, sehingga anak muda pun bisa terpengaruh secara positif.
Kesan dan Pesan
Seneng banget deh bisa ikutan kegiatan ini. Terus terang, program ini sangat membantu menumbuhkan awareness saya terhadap isu lingkungan terutama pencemaran udara. Apalagi ada tambahan ilmu, yang awalnya saya ga tahu menahu mengenai BBM, jadi bisa lumayan mengerti setelah menyimak diskusi ini.
Saya sangat setuju dengan adanya program Langit Biru ini. Program ini menurut saya perlu didukung agar terwujud supaya lingkungan di Indonesia bisa sehat dan nyaman untuk ditinggali. Siapa sih yang ga suka dengan lingkungan sehat?
Menurut kamu sendiri gimana?
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blogger KBR X YLKI
#LombaBlog #LombaBlogKBRxYLKI #ProgramLangitBiru
Post a Comment