In Macau Until Senado Square

Wednesday, February 4, 2015

Berangkat dari Malaysia, Aku dan rombongan KKL melanjutkan perjalanan ke Macau. Pesawat berangkat ke Macau jam setengah empat sore. Perjalanan ke Macau cukup jauh juga sebab menghabiskan waktu empat setengah jam dari bandara Kuala Lumpur. Akibat dari perjalanan jauh itu, akhirnya kami sampai di bandara Macau jam setengah sepuluh malam. Jujur saja, perjalanan ini sungguh melelahkan bagiku. Bagaimana tidak, aku hanya bisa menikmati tidur saat di pesawat saja. Sebab, sebelumnya Aku berangkat ke bandara Sultan Hasanuddin jam dua malam (tanpa tidur sebelumnya), dan setelah sampai di bandara Malaysia, bukannya istirahat tidur dulu, malah langsung city tour hingga waktunya tiba untuk berangkat lagi menuju Macau. Tapi walaupun melelahkan, kesehatanku alhamdulillah masih tetap terjaga.


Kami semua pun segera mengambil barang bawaan kami saat tiba di bandara Macau. Namun ada masalah yang tiba-tiba muncul. Yah, salah seorang teman laki-laki kami yang berinisial ARR kehilangan kopernya. Sebelumnya, ARR sempat membagasikan kopernya sama halnya dengan koper kami ketika di Bandara Malaysia. Namun hanya koper ARR saja yang hilang saat di tempat pengambilan bagasi di bandara Macau. Aku sangat ingat wajah ARR ketika itu begitu panik. Jelas saja panik, sebab di koper itulah semua pakaiannya tersimpan. Sementara, perjalanan KKL kami masih beberapa hari lagi. Terpaksa pihak travel mengkomunikasikan masalah itu kepada pihak bandara dan maskapai. Dan setelah ditelusuri, ternyata koper ARR terbawa ke China tepatnya di Shenzhen. Jadi, masalah ini murni karena kesalahan pihak maskapai dan bandara. Mau tidak mau, ARR terpaksa harus meminjam baju teman-teman yang lain karena kopernya hanya bisa datang keesokan harinya.


Dari bandara Macau, kami kemudian menuju Metropole Hotel untuk beristirahat. Waktu itu kami sampai di hotel jam setengah dua belas malam. Teman perempuan kami bernama SIDS yang satu grup denganku juga, sempat pingsan karena perjalanan melelahkan ini. Tapi untung saja, salah seorang teman kami yang berinisial S sekaligus memiliki hubungan spesial dengan SIDS, selalu setia mendampinginya dan menjaganya. Sampai di kamar hotel, bukannya langsung istirahat, kami (geng cewek Arsitektur 2009) langsung berebutan mengambil fasilitas kamar hotel yang bisa diambil. Entah teman lain mengambil barang apa. Intinya aku mengambil sandal hotel sebab sebelumnya sepupuku ingin dibawakan oleh-oleh sandal hotel. Oh yah, di tempat ini aku juga menyadari snack-snackku di tas yang sudah kupersiapkan sejak di Makassar lalu, tidak ada. Sempat kesal juga sih, karena ternyata snack-snack itu ketinggalan di kosku dan telah habis dimakan adikku sendiri YFR.

Keesokan harinya, aku dan teman-teman berkunjung ke Senado Square jam sembilan pagi dan sarapan di tempat itu pula. Senado Square adalah area terbuka, tempat orang dapat melakukan sosialisasi seperti duduk-duduk santai dan minum kopi sambil menikmati hidangan ringan. Tempatnya sangat keren. Di Senado Square, Aku bisa dengan jelasnya melihat pertukaran budaya antara Timur dan Barat sangat kental disini. Bahkan, saat ini Senado Square adalah tempat yang merupakan warisan aristektur Eropa tertua, terlengkap dan terkokoh yang masih berdiri di wilayah China hingga hari ini. Macau memang dulunya pernah di jajah bangsa Inggris bertahun-tahun yang lalu. Hal ini terlihat dengan banyaknya bangunan yang begitu khas dengan gaya eropa. Tentu saja, pemandangan ini tidak boleh disia-siakan. Kami semua langsung asyik berfoto ria disini.


Senado Square adalah ruang terbuka yang begitu luas. Aku dan teman-teman beruntung ke tempat ini sebab kami merasa bebas untuk berfoto-foto dengan latar belakang bangunan tua yang begitu indah. Macau memang hebat. Walaupun daerahnya begitu kecil, namun itu bukan menjadi halangan bagi masyarakatnya untuk membuat daerahnya kian berkembang. Masyarakat Macau mampu menjadikan area jajahan di wilayah mereka sebagai objek wisata yang menarik. Setiap sisinya bahkan selalu bisa menyedot perhatian wisatawan untuk berkunjung termasuk di Senado Square ini.

Banyaknya wisatawan di Macau, membuatku teringat akan kejadian yang cukup mengesankaan sewaktu aku berada di Senado Square ini. Waktu itu sementara asyik berfoto, tiba-tiba sekelompok remaja laki-laki berjumlah tiga orang datang mendekatiku. Maksud mereka ternyata hanya ingin kami (para wisatawan) untuk mengisi kuisioner yang menjadi tugas dari sekolah mereka. Isi kuisioner tersebut kurang lebih mengenai pertanyaan untuk mengetahui pendapat kami terhadap objek-objek wisata di Macau. Karena Aku suka berfoto dengan orang asing di tempat yang kukunjungi, Aku pun meminta mereka untuk berfoto bersama. Alhasil mereka semua setuju asalkan kuisioner mereka bisa diisi olehku. Selain mereka, ada pula dua orang remaja perempuan yang juga datang kepadaku untuk memintaku mengisi kuisionernya. Dan tentu saja, dua orang perempuan tadi juga mau untuk berfoto bersama. Senang rasanya.



Selang beberapa menit setelah berfoto dengan mereka, akhirnya pihak travel memberitahukan kami bahwa waktu di Senado Square tinggal sedikit lagi. Sebab, setelah ini kami semua harus check out dari hotel. Namun sebelum kembali ke hotel, kami sempat berfoto di depan reruntuhan gereja St. Paul yang berada di Senado Square juga. Kami semua begitu bersemangat. Sempat juga ada seseorang warga Macau yang berjualan makanan di Senado Square menyapa kami dengan bahasa Indonesia saat kami berjalan menuju reruntuhan gereja tersebut. Sontak teman-teman membalas sapaannya dengan bahasa Indonesia pula. Pengalaman di tempat ini begitu tak terlupakan.

Post a Comment

Just A Note. By Suryani Palamui.