Malaysia, You Inspiring Me

Friday, January 30, 2015

Malaysia, The First Country I ever enjoyed after Indonesia. Kejadian ini sudah lama. Waktu itu tanggal 21 Maret 2013, untuk pertama kalinya Aku melangkahkan kakiku untuk berkunjung ke luar negeri, yaitu Malaysia. Aku bisa memiliki kesempatan berharga ini sebab jurusanku yakni Teknik Arsitektur, memiliki program mata kuliah KKL yang memberikan kesempatan untuk setiap mahasiswanya berkunjung ke kota/ negara yang akan dijadikan objek studi pada saat menjalani kuliah di tahun ke-3. Dan objek studi yang telah kami musyawarahkan untuk memenuhi syarat KKL tersebut, jatuh pada negara Malaysia, Macau dan Hong Kong. Namun khusus kali ini, hanya Malaysia sajalah negara yang akan kubahas.


Aku berangkat ke Bandara Sutan Hasanuddin Makassar pada pukul 02.00 WITA ditemani oleh keluargaku YFR, AMM, DP dan (ehm) 'MIP'. Sebenarnya pesawat akan berangkat subuh sekitaran jam lima atau enam. Namun, karena tidak ingin terlambat, Aku memutuskan untuk datang lebih awal hingga saat sampai di bandara, jam sudah menunjukkan pukul dua lewat. Yah, Akulah orang paling awal datang daripada teman-temanku. Sedikit demi sedikit, teman-temanku sudah banyak yang datang hingga akhirnya keluargaku pun pamit untuk pulang. Proses check-in yang dijalani untuk pergi ke luar negeri ternyata cukup ribet juga. Setelah proses itu selesai, Aku dan teman-teman menunggu di ruang tunggu sambil makan pagi dengan cara melantai. Sungguh sensasi kekeluargaan sangat terasa ketika itu.


Naik pesawat Air Asia menuju Kuala Lumpur, membuatku agak deg-deg an. Aku duduk didekat jendela saat itu. Setelah sampai di Bandara Kuala Lumpur, Aku dan teman-temanku yang sebelumnya merupakan grup dua dalam KKL ini, dijemput oleh grup satu yang telah menunggu sejak lama di bandara. FYI, kami dikelompokkan menjadi dua grup dimana grup satu telah berangkat sebelumnya pada tanggal 20 Maret 2013. Sampai di bandara kalau tidak salah sekitar pukul delapan atau sembilan pagi. Langsung saja tanpa banyak menghabiskan waktu, grup satu dan dua bergabung untuk melaksanakan city tour yang dipandu oleh pihak travel dan dosen tentunya.

Ada yang unik ketika menaiki bus city tour di Malaysia saat itu. Pemandunya memutar lagu-lagu dari musisi asal Indonesia di pemutar musik dalam bus. Kata pemandunya, lagu-lagu Indonesia sangat disukai di Malaysia. Bahkan warga Malaysia, hampir banyak mengenal musisi asal Indonesia. Apalagi jika musisinya menciptakan atau menyanyikan lagu yang bergenre pop melayu seperti lagu-lagu band ST 12 misalnya. Karena kejadian itu, akhirnya Aku jadi merasa bangga dengan negaraku sendiri.

Tak lama kemudian, tibalah kami di tempat pertama yang menjadi objek studi kami di Kuala Lumpur Malaysia. Tempat itu adalah Putrajaya. Putrajaya merupakan kota pemerintahan di Malaysia. Jujur saja, Aku sangat dikejutkan oleh kota ini. Siapa sangka, kota pemerintahan ternyata bisa menjadi objek wisata. Dan Putrajaya berhasil membuktikannya. Sarana prasarana pejalan kaki begitu lengkap di tempat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya fasilitas yang mendukung kenyamanan pejalan kaki seperti tempat sampah, jalur pedestrian yang baik, dan tempat perbelanjaan yang begitu banyak. Ditambah dengan gedung-gedung pemerintahannya yang berfilosofikan islam, maka lengkaplah sudah kesempurnaan kota ini. 'Amazing' untuk Malaysia.


Sambil menikmati area ini, Aku dan teman-teman menikmati makan siang yang telah disediakan oleh pihak travel. Disinilah untuk pertama kalinya Aku menikmati minuman teh tarik. Rasanya ternyata sungguh enak. Setelah makan, Aku dan teman-teman banyak mengambil gambar di tempat ini. Sempat lucu juga pikirku melihat keadaan teman-temanku saat itu, sebab ketika kami tiba di Putrajaya, semuanya seperti sibuk narsis dengan kamera mereka sendiri. Mereka seakan lupa bahwa kedatangan mereka ke luar negeri bukan untuk berfoto narsis, melainkan untuk mengambil gambar-gambar terkait dengan tema KKL yang telah disepakati.

Setelah Putrajaya, Aku dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke KLCC yakni Kuala Lumpur City Centre. Karena tidak membawa kamera (padahal memang tidak punya kamera), Aku akhirnya hanya asyik menikmati pemandangan yang ada di area ini. Meski tidak memiliki kamera, hal itu tidaklah menjadi penghalang bagiku untuk mengabadikan gambarku di tempat ini. Terimakasih banyak kepada teman-temanku SF, ERT, EW, AAM yang begitu baiknya membantuku untuk mengambil gambarku.

Melihat pusat kota Kuala Lumpur, sejujurnya membuatku agak malu akan pusat kota negaraku sendiri. Di KLCC, Aku melihat begitu banyak penghijauan. Pejalan kaki seakan lebih diutamakan dibandingkan dengan pengguna kendaraan bermotor. Fasilitas jalur pedestriannya begitu lengkap dan tertata. Keadaan KLCC sungguh jauh berbeda dengan pusat-pusat kota di Indonesia dimana pusat kota di Indonesia hanya menjadi tempat yang penuh dengan hiruk pikuk asap kendaraan. Dan ditambah lagi dengan jalur pejalan kaki yang sangat minim fasilitasnya bahkan terkesan tidak aman. Karena hal inilah akhirnya Aku terispirasi untuk membuat skripsi mengenai jalur pedestrian nantinya.

Di KLCC, Aku sempat berfoto dengan anak-anak dari India. Itupun secara tidak disengaja tentunya. Waktu itu, Aku melihat anak-anak itu sedang berfoto dengan turis-turis yang datang. Sontak saja dipikiranku muncul ide untuk berfoto dengan mereka juga. Sejenak Aku bertengakar kecil dengan temanku EW untuk menentukan siapa yang harus bicara kepada anak-anak India itu mengenai ide tersebut. Namun, Akulah yang akhirnya maju karena menurut EW, bahasa inggrisku lebih lumayan. Setelah mereka selesai berfoto dengan turis tersebut, Aku memberanikan diri membicarakan niatku kepada mereka untuk berfoto bersama. Langsung saja mereka setuju dan akhirnya, momen Aku dan anak-anak India itu berhasil terabadikan dalam bentuk gambar. Hingga akhirnya sore hari tiba, kami diharuskan kembali menuju bandara Kuala Lumpur untuk melanjutkan perjalanan kami ke Macau.


Perjalanan di Malaysia kali ini memang terasa singkat. Namun, tenang saja. Lanjutan perjalanan Malaysia masih tetap ada. Hanya saja perjalanannya akan disambung di destinasi terakhir dari serangkaian perjalanan KKL ini. Bukannya ingin memotong kenikmatan di Malaysia, ceilaaah. Tapi, karena Aku memang berada di grup dua, konsekuensinya sudah begitulah adanya.


Post a Comment

Just A Note. By Suryani Palamui.