Malaysia, The First Country I ever enjoyed after
Indonesia. Kejadian ini sudah lama. Waktu itu tanggal 21 Maret 2013,
untuk pertama kalinya Aku melangkahkan kakiku untuk berkunjung ke luar
negeri, yaitu Malaysia. Aku bisa memiliki kesempatan berharga ini sebab
jurusanku yakni Teknik Arsitektur, memiliki program mata kuliah KKL yang
memberikan kesempatan untuk setiap mahasiswanya berkunjung ke kota/
negara yang akan dijadikan objek studi pada saat menjalani kuliah di
tahun ke-3. Dan objek studi yang telah kami musyawarahkan untuk memenuhi
syarat KKL tersebut, jatuh pada negara Malaysia, Macau dan Hong Kong.
Namun khusus kali ini, hanya Malaysia sajalah negara yang akan kubahas.
Aku
berangkat ke Bandara Sutan Hasanuddin Makassar pada pukul 02.00 WITA
ditemani oleh keluargaku YFR, AMM, DP dan (ehm) 'MIP'. Sebenarnya
pesawat akan berangkat subuh sekitaran jam lima atau enam. Namun, karena
tidak ingin terlambat, Aku memutuskan untuk datang lebih awal hingga
saat sampai di bandara, jam sudah menunjukkan pukul dua lewat. Yah,
Akulah orang paling awal datang daripada teman-temanku. Sedikit demi
sedikit, teman-temanku sudah banyak yang datang hingga akhirnya
keluargaku pun pamit untuk pulang. Proses check-in yang dijalani
untuk pergi ke luar negeri ternyata cukup ribet juga. Setelah proses itu
selesai, Aku dan teman-teman menunggu di ruang tunggu sambil makan pagi
dengan cara melantai. Sungguh sensasi kekeluargaan sangat terasa ketika
itu.
Naik pesawat Air Asia menuju Kuala Lumpur, membuatku agak deg-deg an. Aku duduk didekat jendela saat itu. Setelah sampai di Bandara Kuala Lumpur, Aku dan teman-temanku yang sebelumnya merupakan grup dua dalam KKL ini, dijemput oleh grup satu yang telah menunggu sejak lama di bandara. FYI, kami dikelompokkan menjadi dua grup dimana grup satu telah berangkat sebelumnya pada tanggal 20 Maret 2013. Sampai di bandara kalau tidak salah sekitar pukul delapan atau sembilan pagi. Langsung saja tanpa banyak menghabiskan waktu, grup satu dan dua bergabung untuk melaksanakan city tour yang dipandu oleh pihak travel dan dosen tentunya.
Ada yang unik ketika menaiki bus city tour
di Malaysia saat itu. Pemandunya memutar lagu-lagu dari musisi asal
Indonesia di pemutar musik dalam bus. Kata pemandunya, lagu-lagu
Indonesia sangat disukai di Malaysia. Bahkan warga Malaysia, hampir
banyak mengenal musisi asal Indonesia. Apalagi jika musisinya
menciptakan atau menyanyikan lagu yang bergenre pop melayu seperti
lagu-lagu band ST 12 misalnya. Karena kejadian itu, akhirnya Aku jadi
merasa bangga dengan negaraku sendiri.
Tak
lama kemudian, tibalah kami di tempat pertama yang menjadi objek studi
kami di Kuala Lumpur Malaysia. Tempat itu adalah Putrajaya. Putrajaya
merupakan kota pemerintahan di Malaysia. Jujur saja, Aku sangat
dikejutkan oleh kota ini. Siapa sangka, kota pemerintahan
ternyata bisa menjadi objek wisata. Dan Putrajaya berhasil
membuktikannya. Sarana prasarana pejalan kaki begitu lengkap di tempat
ini. Hal ini terlihat dari banyaknya fasilitas yang mendukung kenyamanan
pejalan kaki seperti tempat sampah, jalur pedestrian yang baik, dan
tempat perbelanjaan yang begitu banyak. Ditambah dengan gedung-gedung
pemerintahannya yang berfilosofikan islam, maka lengkaplah sudah
kesempurnaan
kota ini. 'Amazing' untuk Malaysia.
Sambil menikmati area ini, Aku dan teman-teman menikmati makan siang yang telah disediakan oleh pihak travel. Disinilah untuk pertama kalinya Aku menikmati minuman teh tarik. Rasanya ternyata sungguh enak. Setelah makan, Aku dan teman-teman banyak mengambil gambar di tempat ini. Sempat lucu juga pikirku melihat keadaan teman-temanku saat itu, sebab ketika kami tiba di Putrajaya, semuanya seperti sibuk narsis dengan kamera mereka sendiri. Mereka seakan lupa bahwa kedatangan mereka ke luar negeri bukan untuk berfoto narsis, melainkan untuk mengambil gambar-gambar terkait dengan tema KKL yang telah disepakati.
Sambil menikmati area ini, Aku dan teman-teman menikmati makan siang yang telah disediakan oleh pihak travel. Disinilah untuk pertama kalinya Aku menikmati minuman teh tarik. Rasanya ternyata sungguh enak. Setelah makan, Aku dan teman-teman banyak mengambil gambar di tempat ini. Sempat lucu juga pikirku melihat keadaan teman-temanku saat itu, sebab ketika kami tiba di Putrajaya, semuanya seperti sibuk narsis dengan kamera mereka sendiri. Mereka seakan lupa bahwa kedatangan mereka ke luar negeri bukan untuk berfoto narsis, melainkan untuk mengambil gambar-gambar terkait dengan tema KKL yang telah disepakati.
Setelah
Putrajaya, Aku dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke KLCC yakni
Kuala Lumpur City Centre. Karena tidak membawa kamera (padahal memang
tidak punya kamera), Aku akhirnya hanya asyik menikmati pemandangan yang
ada di area ini. Meski tidak memiliki kamera, hal itu tidaklah menjadi
penghalang bagiku untuk mengabadikan gambarku di tempat ini. Terimakasih
banyak kepada teman-temanku SF, ERT, EW, AAM yang begitu baiknya
membantuku untuk mengambil gambarku.
Melihat
pusat kota Kuala Lumpur, sejujurnya membuatku agak malu akan pusat kota
negaraku sendiri. Di KLCC, Aku melihat begitu banyak penghijauan.
Pejalan kaki seakan lebih diutamakan dibandingkan dengan pengguna
kendaraan bermotor. Fasilitas jalur pedestriannya begitu lengkap dan
tertata. Keadaan KLCC sungguh jauh berbeda dengan pusat-pusat kota di
Indonesia dimana pusat kota di Indonesia hanya menjadi tempat yang penuh
dengan hiruk pikuk asap kendaraan. Dan ditambah lagi dengan jalur
pejalan kaki yang sangat minim fasilitasnya bahkan terkesan tidak aman.
Karena hal inilah akhirnya Aku terispirasi untuk membuat skripsi
mengenai jalur pedestrian nantinya.
Di
KLCC, Aku sempat berfoto dengan anak-anak dari India. Itupun secara
tidak disengaja tentunya. Waktu itu, Aku melihat anak-anak itu sedang
berfoto dengan turis-turis yang datang. Sontak saja dipikiranku muncul
ide untuk berfoto dengan mereka juga. Sejenak Aku bertengakar kecil
dengan temanku EW untuk menentukan siapa yang harus bicara kepada
anak-anak India itu mengenai ide tersebut. Namun, Akulah yang akhirnya
maju karena menurut EW, bahasa inggrisku lebih lumayan. Setelah mereka
selesai berfoto dengan turis tersebut, Aku memberanikan diri
membicarakan niatku kepada mereka untuk berfoto bersama. Langsung saja
mereka setuju dan akhirnya, momen Aku dan anak-anak India itu berhasil
terabadikan dalam bentuk gambar. Hingga akhirnya sore hari tiba, kami
diharuskan kembali menuju bandara
Kuala Lumpur untuk melanjutkan perjalanan kami ke Macau.
Perjalanan di Malaysia kali ini memang terasa singkat. Namun, tenang saja. Lanjutan perjalanan Malaysia masih tetap ada. Hanya saja perjalanannya akan disambung di destinasi terakhir dari serangkaian perjalanan KKL ini. Bukannya ingin memotong kenikmatan di Malaysia, ceilaaah. Tapi, karena Aku memang berada di grup dua, konsekuensinya sudah begitulah adanya.
Perjalanan di Malaysia kali ini memang terasa singkat. Namun, tenang saja. Lanjutan perjalanan Malaysia masih tetap ada. Hanya saja perjalanannya akan disambung di destinasi terakhir dari serangkaian perjalanan KKL ini. Bukannya ingin memotong kenikmatan di Malaysia, ceilaaah. Tapi, karena Aku memang berada di grup dua, konsekuensinya sudah begitulah adanya.
Post a Comment